Tampilkan postingan dengan label Diary. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diary. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 September 2023

Hari Ini Aku Adalah Kegagalan

 

Hari ini aku adalah kegagalan, aku mengebut dari Mataram menuju Kopang dan berharap dunia bisa secepatnya berakhir. Aku berharap dunia ini juga berakhir, juga berharap bagaimana kehidupan yang sedang aku jalani berakhir juga.

Aku adalah wujud asli dari kegagalan itu, sebab mimpiku yang besar menamparku dengan keras, membuat diriku terjatuh pada aspal dan segera dilindas truk. Impianku yang besar, duniaku yang hancur ingar bingar.

Hari ini aku adalah kegagalan, kulihat teman-temanku telah memiliki judul proposal dan aku tertinggal. Kulihat teman-temanku telah bersiap untuk seminar proposal dan disinilah aku tertinggal. Memang benar proposal bukanlah segalanya, namun aku merasa gagal.

Pada malam-malam yang panjang aku merasa kerdil di dunia yang kecil. Merasa kalah diantara pertarungan manusia-manusia yang berotot gajah. Aku merasa terinjak-injak dan berharap kegelapan segera menelanku, menghancurkan diriku yang tidak layak untuk dicintai. Mati dilumat kenyataan, dimakan oleh keadaaan, ditelan malam, dibunuh.

Duhai malam yang panjang dengan segala kenyataan pahit yang dimiliki, tidak bisakah semuanya berakhir saat ini? Sebab kegagalan-kegagalan yang mendatangiku, menertawai, meledekku. Diangkatnya pantatnya dan dikentutinya aku, dibasuhinya aku dengan lumpur hitam bak jelaga dari entah berantah; mengabadikan aku menjadi kegagalan.

Ya ampun Azis, kamu tidak akan pernah menjadi apa-apa, dan tidak akan pernah bisa menjadi apa-apa. Semua impian yang kamu miliki tidak akan pernah memiliki tempat di Bumi ini, dan semua kebaikan yang kamu berikan hanyalah ilusi yang kamu ciptakan sendiri.

Kamu adalah kegagalan Azis, tidak ada gunanya kamu berjuang. Pada malam ini kamu mencari mati, berharap dilindas truk, berharap ditabrak jutaan kendaraan. Lihat? Bahkan mati pun kamu gagal, sebab apa? Benar, sebab kamu adalah wujud dari kegagalan itu sendiri.

Apa yang kamu perjuangkan, apa yang kamu pertahankan, semua akan hancur didepan matamu dan kamu akan menjadi pengemis yang akan meminta-minta validasi, namun hal itu juga gagal terjadi sebab kamu adalah kegagalan itu sendiri.

Kamu tidak pernah diharapkan di dunia ini, Azis. Kamu dengar apa kata ibumu? Tidak pernah ia rasakan rasa sakit ketika mengandung kakak-kakakmu, tapi kamu membuatnya sakit. Kamu membuat ibumu kesakitan, kamu memaksa Tuhan untuk hadir ke Bumi disaat Tuhan tidak sudi menciptakan kamu.

Terimalah! Kamu adalah kegagalan, dan berhentilah berjuang. Kamu lebih layak untuk tidak pernah ada, lebih layak untuk mati dan terbunuh, ah tidak, kamu bahkan tidak layak untuk mati dan terbunuh sebab kematian bahkan tidak sudi untuk menerimamu.

Hari ini kamu adalah kegagalan, dan esok kamu juga adalah kegagalan itu sendiri. Hari ini kamu hanyalah mahasiswa bodoh yang bahkan tidak bisa menentukan judul proposal. Kamu tolol, kamu goblok, tidak ada jatah kesuksesan yang diberikan Tuhan kepada kamu sebab KAMU AKAN SELAMANYA MENJADI KEGAGALAN ITU SENDIRI.

Matilah Azis, kenapa kamu hidup? Kenapa kamu harus dilahirkan? Kamu hanya menjadi beban untuk kehidupan ini, kepada orang lain, bahkan kepada diri kamu sendiri. Kamu sebaiknya tidak pernah ada, kegagalan seperti kamu mestinya tidak pernah tercipta. Kamu bodoh, tolol, dan dungu. Mengapa kamu harus ada?

Menyerahlah, bunuh impianmu.

Dalam dunia yang panjang ini, kamu tidak ada gunanya.

Bahkan proposal untuk skripsi saja kamu nggak mampu.

Bahkan nyari referensi 10 judul buku saja kamu nggak mampu.

Kamu payah, bodoh, dungu, tolol, goblok.

Tidak pernah ada satupun orang yang akan menerima kamu di dunia ini, sejauh manapun kamu berjalan, sejauh apapun kamu melangkah, kamu hanya akan menemukan kegagalan.

Sebab kamu adalah kegagalan itu sendiri.

Share:

Mogre VS Motor-Motor Kampret

 

Sehabis RTAR dan menyelesaikan tugas di kosnya Amoepa, aku kem udian memaksakan diriku untuk berangkat menuju Kopang sebab sebagian besar pakaianku masih berada disana. Malam datang dan pikiran akan kegagalan yang mendatangiku membuat aku kesal, aku semakin kesal sebab ada sebuah motor kampret dengan knalpot bersuara jelek dengan asap abu-abu yang membuat diriku terbatuk.

Motor kampret! Aku sesekali mengumpat dan bahkan berimajinasi untuk menendangnya sehingga ia akan terbunuh diatas jalan. Pikiranku terbagi menjadi dua dimana pikiran negatif memintaku untuk menyelesaikannya, sementara pikiran positifku menyuruhku untuk mendoakannya.

Namun pada akhirnya aku memilih untuk berpikir positif walau kurasa lebih seru untuk baku hantam di jalanan, lagipula hari begitu buruk belakangan ini, satu atau dua orang mati diatas jalanan tentu tidak jadi masalah dan masih bisa untuk tidak dipedulikan.

Malam semakin panjang dan beberapa perhentian akibat lampu merah membuat waktu juga semakin terhambat. Aku hampir tabrakan sebab seorang bapak tiba-tiba me-letting dan kemudian berbelok; membuat aku segera menurunkan gigi dan berbelok kearah kiri.

Aku telah kenyang oleh asap, dan para kampret-kampret itu jelas tidak pernah mempedulikan siapapun di jalanan dan hanya mempedulikan dirinya sendiri. Pada lampu merah, dua motor kampret itu berhenti dan bersiap untuk balap; mereka saling lihat dan aku segera mengisi tempat kosong diantara mereka; kini aku sejajar.

Tidak ada aturan memang, namun Mogre yang aku tunggangi juga meraung. Aku kerap mendengarkan bagaimana kawan-kawanku yang pembalap liar dan ilegal kala malam, bagaimana mereka berjudi diatas sebuah motor dan orang yang menungganginya. Dan kini pun begitu. Aku seolah berjudi dengan kehidupanku yang malang, sedih, dan penuh kegagalan. Aku berjudi terhadap segala hal-hal yang akan aku tinggalkan dibelakang, aku akan menaruhnya, membuangnya, menguburnya. Aku tidak peduli apa aku akan mati malam ini, aku hanya peduli pada jalanan dengan segala harapan yang ia tinggalkan.

Maka ketika lampu merah menjadi kuning, kita semua ngebut dan balap. Sayangnya Mogre kalah start karena aku belum siapkan gigi 1, hasilnya aku ketinggalan dan motor-motor kampret itu lebih dahulu menerjang.

Namun Mogre adalah iblis merah. Dengan cepat aku menaikkan gigi dan mengejar, namun mereka teramat cepat dan bisa berkelak-kelok laksana ular. Namun Mogre adalah Mogre, segera ia berkelok juga dan membawaku pada kemungkinan-kemungkinan yang ada di hari ini. Mati atau hidup adalah urusan nomor dua, mengalahkan mereka adalah urusanku yang nomor satu.

Aku pada akhirnya bisa menyalip mereka ketika mereka ragu untuk melewati sebuah truk besar sementara aku segera mengambil posisi paling kanan dan kemudian tancap gas dan meninggalkannya dibelakang. Aku melaju dan melaju menuju peradaban yang aku inginkan, meninggalkan segala kenangan dengan segala hal yang memuakkan.

Aku menjauh dari mereka sampai tidak dapat lagi aku dengar suara busuk dari motor mereka. Aku ngebut semakin jauh dan melewati mobil-mobil cepat truk-truk yang dapat melindasku. Aku melewati motor-motor dengan lampunya yang bercahaya laksana kunang-kunang; aku meninggalkan semuanya, membiarkan mereka menjadi bagian dari masa lalu agar aku dapat menikmati masa ini.

Rasanya menenangkan.

Impianku yang besar menginjak-injakku seolah aku adalah seorang pecundang. Ia mengangkangiku dan kemudian menjatuhkan aku kedalam keputusasaaan. Aku mati dalam harapan dan impian yang akau ciptakan sendiri, aku terbunuh dalam kegelapan dan dimakan oleh kenyataan yang tidak pernah bisa aku realisasikan.

Aku marah.

Dalam balapan kali ini aku melepaskan semuanya dan tidak lagi peduli apakah hidup dan mati. Aku hanya ingin menang, namun kemenangan tidak pernah benar-benar bisa aku genggam, sebab kenyataannya, aku adalah kegagalan.

Maka pada malam yang pekat ini aku melibas semuanya, cukup Tuhan yang bisa menghentikan aku, dan jika ia memang mau membunuhku, maka biarkan. Aku pasrah. Namun aku tetap hidup, bahkan sampai perhentian di Mantang, aku masih bisa hidup dan sampai lebih dulu daripada yang lain.

Aku melewati motor dan mobil-mobil mewah, meninggalkan mereka dibelakangku menjadi kenangan. Bahkan ketika aku berhenti di lampu merah, sebuah motor N-Max datang dan parkir disampingku, kuanggap ia juara kedua. Sementara kemudian datanglah seorang perempuan yang nampaknya sedang melakukan pindahan, kurasa ia tidak ikut lomba, apalagi ia membawa magikom. Tapi kusebut ia juara ketiga.

Ketika aku melihat dengan seksama kepada N-Max si juara kedua, ternyata pemiliknya menggantungkan hape pada dashbor motor dan sebuah video dangdut perempuan berjoget disana. Hal itu membuatku terkaget karena keunikannya.

Ternyata, hidup tidak hanya gelap dan diisi jutaan keputusasaan, melainkan diisi keindahan dan kekonyolan yang tolol. Kita mungkin sedikit lebih memandang dengan baik, dan mulai memperhatikan bagian-bagian terkecilnya.

Share:

Sabtu, 26 Agustus 2023

The Day She Depressed

Sore ini ia mengatakan bahwa dirinya depresi

Dikirimkannya aku foto

Pisau dan gunting

Dan ia tanyakan kepadaku

Mana yang lebih baik untuk melukai diri?

Ah, nona, kamu tidak pernah tahu

Seberapa banyak namamu kutulis didalam agenda

Dan seberapa banyak namamu kulontarkan didalam doa

Hanya karena aku bukan kekasihmu

Bukan berarti aku tidak peduli

Dan lagipula, beberapa cinta memang harus disembunyikan

Dilontarkan dalam diam

Dibentuk dalam sepertiga malam

Sebab dalam wujudnya itu cinta mungkin lebih abadi

Seperti Tuhanku, tidak pernah muncul, namun tetap abadi

Dan kujawab saja

Pikiranmu adalah hal paling baik

Untuk melukai dirimu sendiri

Tidak dijawabnya aku

Pun aku khawatir

Namun ayolah kawan,

Emang aku bisa apa saat berhadapan dengan perempuan? 

Puisi ini aku tulis 12 Desember 2022, mengacu pada kejadian tersebut.

Share:

Kamis, 24 Agustus 2023

Dari Mataram ke Kopang, Sampai Rumah Pada Pukul 00.00

Sampai Rumah Pada Pukul 00.00

Aku tidur di tenda biru, tidak berakhir dengan baik

Pada malam jumat, Kamis, 24 Agustus, aku terpaksa pulang dari Mataram ke Kopang setelah kumpul dengan HMJ dan PMII kemudian berakhir dengan sampai di rumah pada pukul 00.00. yak, benar pukul 00.00.

Dalam perjalanan ke rumah aku menelpon Talal dan bertanya kepadanya ia lagi dimana, ada hal yang saat itu perlu dibahas, dan itu mesti segera diselesaikan. SK HMJ sebentar lagi akan berakhir, sheingga hal itu tentu membuat kepengurusanku di HMJ laksana duduk diatas toilet, masuk, duduk, beol, cebok, pergi. Hanya saja ternyata Talal sedang ada kegiatan-katanya-.

Pada akhirnya malam itu aku pulang, dengan bensin yang belum diisikan oleh Farqy, aku menembus malam dengan segala kegelapannya, bahkan dengan motorku yang bensinnya sedang sekarat.

Pikiran-pikiran buruk yang aku miliki membayangkan bagaimana jika nanti Mogre mati di jalan, bagaimana jika motor supraku tiba-tiba berhenti dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Maka itu artinya aku akan mendorong motorku disamping jalan seperti maling.

Hal itu membuat aku membayangkan bagaimana jika nanti ketika aku mendorong motor orang-orang yang menganggap aku maling ke hadapan aku sambil membawa golok, obor, dan barbel. Kenapa bawa barbel? Entahlah.

Maka percakapan ini pasti akan terjadi:

“Hai makhluk jahat! Kamu pencuri ya?”

“Kok tahu?”

“Karena kamu telah mencuri hatiku”

“Chuaaaaks”

*Digebuk satu kampung

Dari Mataram ke Kopang, aku pulang pukul 00.00 dan tubuhku kedinginan sangat, saking dinginnya film Peaky Blinder sampai insecure.

Rasa dingin yang segera memeluk tubuh membuat aku menggigil, sayangnya dan kampretnya adalah entah mengapa celana panjang yang aku gunakan tiba-tiba menjadi gatal sangat, saking gatalnya aku sampai membakar diriku sendiri. Nggak, becanda. Saking gatalnya aku sampai melepas celana panjangku sehingga aku hanya menggunakan celana pendek.

Benar, celana pendek, jangan pikir aku akan gunakan celana dalam.

Tapi memang pada pukul 00.00 itu seluruh desa telah sepi, hanya ada cahaya lampu teras yang dibiarkan menyala sebagai tanda bahwa kehidupan masih berjalan. Hal yang kemudian membuat segalanya menjadi menakutkan adalah bahwa motorku tidak bisa aku masukkan kedalam garasi karena garasi telah kekunci, dan tentunya harus aku biarkan di luar.

Aku memutuskan untuk makan terlebih dahulu, mengisi perutku yang keroncongan dan mengisi baterai hape yang telah mati suri. Habisnya ketika pertama kali ke dapur aku mencoba menyalakan lampu namun ternyata lampunya mati, dengan baterai hape yang hanya 2%, senter hape hanya bisa bertahan beberapa detik saja sebab setelah itu dia mokad.

Kondisi dapur kala itu

Namun ternyata lampu dapur nge-prank aku, aku menemukan fakta itu karena aku memukulnya keras dengan jari sehingga ia kemudian menyala. Dengan itulah aku menemukan fakta bahwa ada tikus didalam dapur, dan hal itu membuat aku bisa mengecas hape sebab sebelumnya aku kelihatan kayak orang goblok dan buta sebab mencari colokan di dapur.

Malam itu aku tidur diluar, tempat dimana ponakan Hasbi kerapkali bermain. Didalam tenda itu aku sangat kedinginan, kupikir tendanya dapat mengusir dingin, namun nyatanya dengan hoodie dan celana pendek, rasa dingin mencabik-cabik kulit, memuatku membeku.

Namun aku pada akhirnya tetap tidur, walau pada pagi atau shubuhnya aku ke rumah nyokap nyari sarung, aku kedinginan dan mau sholat, ya kali sholat pake celana pendek.

Ortuku bertanya kapan aku pulang dan aku bohong pulang shubuh itu, aku berkata menginap di Narmada dan pulang ketika shubuh. walau aku benci berbohong dan kesulitan dalam berbohong, namun aku tidak mau penderitaan yang aku miliki mengecewakan orangtua, aku ingin memendamnya sendiri, walau terluka, kedinginan, dan hampir mati, walau aku akan mati membeku. Hal itu membuat aku segera cabut dan membuka rumah tengah, tempat dimana aku sholat dengan celana panjang menggatalkan dan kemudian tidur disana.

Setidaknya, aku menemukan tempat untuk tidur yang layak, tempat yang hangat, sebuah tempat yang layak kita sebut rumah.

Share:

Kamis, 22 Desember 2022

Selamat Hari Ibu, Catur, dan Kenangan Tentang Masa Lalu

 

 Selamat hari ibu!

Aku baru tahu kalau hari ini adalah hari ibu setelah aku melihat status kawan-kawanku. Dan here it is! Hari ibu, dan semua orang mengupload tentang ibu mereka. Itu beda soal lagi kalau perayaannya adalah hari-hari yang lainnya. Hari ayah? Orang akan mengupload tentang ayah mereka. Hari kemerdekaan? Orang akan mengupload tentang kemerdekaan. Hari Kartini? Orang akan mengupload tentang Kartini.

Kalau memang begitu konsepnya, besok aku akan membuat tentang hari kita, agar isi storymu adalah selalu tentang kita🤣

Yak, ngayal aja dulu. Siapa tahu besok kejadian kan?

Pada hari ibu ini tiba-tiba ibuku datang dan menantangku bermain catur. Hal ini terjadi kemungkinan besarnya karena ia pernah melihat aku bermain bersama bapak, dan kendati memang pada saat itu aku kalah, itu bukan lain soal.

Profil catur ibuku, ia selalu membanggakan kemenangan dirinya melawan kak Ryan, salah satu anak kak Nah. Katanya ia tidak pernah dikalahkan selama ia bermain bersama kak Ryan. Hal ini membuat aku bingung harus bangga atau tidak, ayolah, kak Ryan bukan Magnus Carlsen si juara catur. Andaikata ibuku menceritakan bagaimana ia dulu menang pada tingkat kabupaten atau kecamatan tentu aku bangga, ini peh, beliau bangga melawan anak orang yang saat itu tidak aku ketahui umur berapa.

Coba aja aku berani tanya seperti ini.

Aku : Emang dulu kak Ryan berumur berapa saat ibu kalahkan?

Ibuku: Saat itu? Oh! Saat itu kak Ryan masih didalam kandungan!

Tapi catur adalah catur. Berbeda dengan ayahku, ia seolah menganggap catur sebagai anaknya dan disayangi. Bukan, ibuku bukannya menangis saat prajuritnya mati. Tapi pola pikirnya berbeda dengan ayah.

Ayahku berpikir secara matematis, ia menduga setiap langkah yang akan terjadi, ia menduga apa yang berharga dan tidak berharga untuk ditukarkan. Laksana raja, ia tahu apa yang penting dan tidak penting. Dan seperti politik, ia tahu mana yang dikorbankan untuk memenuhi kepentingannya pribadi.

Namun ibuku berbeda, perhitungannya tidak seperti itu. Ibuku tidak mau menukarkan bentengku dengan bentengnya hanya karena tidak tega bentengnya dibunuh. Padahal itu akan menjadi pertukaran yang berharga. Memang didalam catur benteng diibaratkan bidak paling berharga setelah perdana menteri. Tapi ayolah, itu cuma benteng!

Atau karena itu benteng? Aku bisa membayangkan bagaimana kalau catur yang kita miliki dirubah menjadi hewan. Dan benteng kita rubah menjadi banteng, lalu ia dicat warna merah. Hmmmm, aku dapat merasakan gejolak politik didalamnya.

Dan setiap kali banteng dibunuh, maka pembunuhnya diberikan satu mangkuk bakso rasa Walkie Talkie😏 #YTTA

Atas alasan itulah, dari tiga pertandingan aku menang dua kali melawan ibuku. Aku membabat habis prajurit-prajuritnya dan tidak membuat catur menjadi permainan, melainkan tempat pembantaian. Jadi ketika ada kesempatan untuk membunuh raja, aku dengan cepat melakukannya.

Pada permainan ketiga aku kalah karena lalai, aku meremehkan ibuku. Aku lupa bahwa dia pernah menang melawan kak Ryan dan tidak pernah dikalahkan oleh kak Ryan. Ibuku harus segera diajak melawan Magnus Carlsen dan berita itu harus segera diliput oleh PBB.

Bahkan sebelum ibuku melawan Magnus, maka ia harus melawan Dewa Kipas! Ya betul! Orang-orang harus meliput hal ini. Dan bahkan jangankan PBB! Satu masyarakat Indonesia harus menontonnya!

Hidup Ibuku!

HIDUP HARI IBU!!! 

Ni bocil ganggu aja
Kenzhie masih sok tahu

Perdana menterinya bilek: Gua mulu dah dari tadi 

Masih berpikir cara terbaik mengatasi ancaman benteng







Share:

Semua Kontak Hangus, Dan Aku Kembali Pada Pada Bulan Agustus

 

Semua kontak WA yang aku miliki rata-rata hilang dan WA ku ke reset kembali pada bulan 15 Agustus kemarin yang notabenenya memiliki banyak hal. Agustus kemarin artinya masih tentang ‘PGMI Mengabdi’ yang telah selesai pada bulan Juli, dan kenangan-kenangan tentang masa-masa itu masih dibicarakan oleh kawan-kawanku. Adapun anak-anak itu masih mengechat aku, menanyakan kabar, dan lainnya.

15 Agustus artinya aku belum terpilih menjadi ketua kaderisasi

15 Agustus artinya mahasiswa baru belum masuk UIN

15 Agustus artinya Warungbiru belum kami buat

15 Agustus artinya belum MAPABA

15 Agustus artinya aku belum mengenal Tazkiya, Nuzula, Oca, Afifah, dan pengurus lainnya

15 Agustus artinya aku belum mengenal Amelia Amrina, Rafsanjani, Nurfiya, Mafzal, Wahyu, dll.

15 Agustus artinya aku belum me-save kontak mereka

15 Agustus artinya aku dan Ivan belum membuat teater PGMI

15 Agustus artinya aku belum menjadi pak Kades, peran pertamaku di teater

15 Agustus artinya keakraban tahun 2022 belum terlaksana

15 Agustus artinya panitia lomba PGMI belum terbentuk

15 Agustus artinya aku belum menginap di rumahnya Ivan

15 Agustus artinya aku masih ngontrak didekat rumahnya Salsabila

15 Agustus artinya motor Elin dan Asrul belum hilang

15 Agustus artinya aku belum benar-benar terjun di dunia TikTok

15 Agustus artinya aku belum mengambil kelas multiverse bersama ketua rayon

15 Agustus artinya aku, Ivan, dan Uswah belum memenangkan lomba formakripsi

15 Agustus artinya aku belum 'mengkele' bersama anak-anak rayon

15 Agustus artinya aku belum camp di pantai selingkuh sama anak rayon komisariat UIN

15 Agustus artinya semua konflik, cinta, kasih, kebersamaan, yang telah terjadi…belum terjadi

15 Agustus artinya awal sebelum aku mulai lanjut pada cerita-cerita berikutnya

15 Agustus artinya banyak makna.

Dan mungkin kehilangan semua kontak itu hanya untuk merenungkan ini semua.

Ternyata banyak hal yang telah terjadi. Waktu bergerak begitu cepat dan membuat semua berlalu begitu saja, dan kenangan-kenangan pada hari kemarin hanya bisa kenang melalui gambar, tulisan, serta mozaik kenangan yang semakin lama semakin kita lupakan.

Aku pun lupa bahwa ternyata semua itu telah terjadi dan akan terjadi. Kemudian semua kenangan-kenangan hari kemarin tergantikan dengan kenangan-kenangan baru yang konon lebih asyik dan lebih menyenangkan untuk dikenang. Sementara kenangan di hari kemarin, terlupkan.

Jujur saja sebenarnya pagi ini aku sedih sebab kontak-kontak itu hilang semua, kontak-kontak yang aku sayangkan kenapa bisa hilang begitu saja dan membuat aku berpikir; apakah memang takdirku untuk tidak mengenalmu?

Tapi aku tidak ingin itu terjadi.

Aku ingin mengenang semuanya.

Alasan aku memfoto banyak hal, menulis banyak hal, hanya untuk mengikatmu lebih lama agar kamu tidak pergi. Agar kamu tahu bahwa kamu berharga bagiku. Walau pada akhirnya aku pun tahu, beberapa hal memang tidak bisa kita peluk selamanya, melainkan dibiarkan hilang begitu saja dan terbang bersama angin perubahan.

Aku merenungkan hal ini lama, dan menyadari bagaimana semua akan berlalu dan tidak bisa dihindarkan membuat aku sadar bahwasanya hidup memang perihal mendapatkan dan ditinggalkan. Semua orang datang dan pergi, semua kenangan datang dan silih berganti.

Dan ketika kutatap teman-temanku mempermasalahkan hal-hal besar serta mulai membicarakan masa depan….disinilah aku, masih berkutat dengan masa lalu, sembari mempertanyakan: kenapa semua ini terjadi kepadaku?

Aku berharap hari esok akan semakin baik, dan aku berharap aku belum kehilangan semuanya. Lagipula aku masih memiliki hape yang sedang diperbaiki, dan aku berharap disana nomer-nomer itu masih abadi dan bisa aku hubungi.

Memang aku terlihat seperti kehilangan segalanya, namun percayalah. Semua tidak benar-benar hilang. Aku percaya akan selalu ada makna dibalik luka, dan akan selalu ada harapan walaupun seolah tidak pernah ada perubahan.

Tuhan, makasih untuk hari ini.

Aku mencintaimu.



Salam, hamba-Mu.

Aku kehilangan semuanya, namun tidak semuanya hilang

Aku malah ketemu chatan-chatan dulu dan grup grup dulu

Well, artinya saat itu juga dekat dengan Harlah Hammasah

Foto kelas C PMII dulu, btw aku malah nggak ada

NB: Aku juga malah menemukan konflik, kasih sayang, dan segala rentetan tentang kisah lalu. Semoga inilah maknanya.


Share:

Senin, 12 Desember 2022

Aku dan Kompasiana: Nanti Juga Ada Hikmahnya

Hari ini aku sedih sekali sebab dari lama aku telah menulis di platform Kompasiana dan berharap bisa ikut dalam memenangkan K-Reward yang kerap diadakan setiap bulan.

Dan lagipula, aku telah mematok target untuk bisa berpartisipasi dalam K-Reward tahun ini, sebagai kado untuk diriku sendiri dan sebagai batu lompatan agar aku bisa sedikit mandiri di tahun depan.

Dalam persyaratan K-Rewards, Ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki Kompasianer untuk bisa berpartisipasi pada K-Reward tersebut, diantaranya adalah melengkapi data, jumlah views telah mencapai 25.000 views sepanjang waktu, telah menayangkan 50 konten, dan memiliki 50 komentar.

Padahal aku telah memenuhi semuanya dan aku hanya harus mendapatkan 10 komentar lagi sebab komentarku baru 40, beberapa hari lalu aku juga meminta temanku untuk berkomentar namun tidak bisa, ternyata oh ternyata, hal itu terjadi karena mereka belum bergabung di platform Kompasiana.

Yeaaaaaaah.

Tapi tidak apa, kurasa mendapatkan 10 komentar terakhir tentu tidaklah sulit, akan tetapi aku kemudian terdiam karena sistemnya berubah. Sebab kini yang dibutuhkan adalah 100 komentar…

Aku diam, sedih, dan merasa gagal…

Akan tetapi aku juga tidak bisa melakukan apa-apa, sebab bagaimanapun, kita sejatinya harus realistis terhadap hidup, menerima apa yang masih bisa diterima dan membuka dada selapang-lapangnya, serta dilain sisi juga harus melakukan perubahan perlahan-lahan.

Aku kemudian dengan rasa sedih menulis puisi Lambaian Bulan Januari di Kompasiana, sembari memendam perasaan yang aku miliki dalam-dalam, sembari mencoba berlari hari ini, mengejar impian yang aku percaya pasti bisa aku gapai.

Namun untungnya puisiku mendapatkan banyak ulasan dan itu membuat aku bahagia, juga ada yang berkomentar. Dan kendati hal itu memang tidak bisa benar-benar memenuhi rasa sedih yang ada didalam relung hati…aku bersyukur.

Hmmmmmmmmm....

Aku percaya hari ini ada hikmahnya, dan hari esok pasti ada keajaibannya. Terkadang umat manusia memang harus menunggu, sebab Tuhan juga menunggu; menunggu saat yang tepat untuk menguji hambanya, menunggu saat yang tepat untuk memberikan keajaiban yang tidak terduga untuk hambanya.

Maka dari itu, aku hanya bisa tersenyum, melepas semua rasa sedih dan menyambut tahun baru dengan perjuangan baru, dengan gaya baru, dan semoga, lambaian bulan Januari yang semakin dekat bisa membuatku lebih semangat.

Lagipula, bukankah hal ini artinya aku dituntut untuk membuat tulisan yang lebih bagus daripada sebelumnya? Btw, curhatan ini udah kutulis di Kompasiana juga hehe.

Tapi yang sekarang kutulis ini belum, sebab hari ini banyak juga yang berubah. Maksudku, aku mencoba sedikit realistis akan hidup karena aku sedang berada pada pertengahan hidup. 

Aku akan tetap idealis, dan tentu saja aku akan tetap seperti itu, memegang prinsip dan hal yang masih bisa aku pegang.

Jadi perlahan aku mengganti Lasqtuestions yang awalnya sebagai ambisiku menjawab pertanyaan menjadi sebuah blog review laptop, processor, dan gadget. 

Dari ini....

Aku juga merubah definisinya dan berniat merubah tatanan temanya untuk mempermudah pembaca.

MENJADI INI!

Bismillahirahmanirrahim.

YUK BISA YUK! 

Share:

Sabtu, 02 Juli 2022

Rasa Diantara Titik Nadir : Aku Memimpikanmu Dengannya, Tapi Aku Bisa Apa?

Ada beberapa hal yang mengganjal jantungku belakangan ini, dan semakin aku merenung, aku semakin aku takut hal itu terjadi. Namun pada akhirnya, aku hanya menarik napas, membuangnya jauh-jauh seperti seorang nelayan melempar jala.

Tapi sebelum aku memulai kesahku. Aku Cuma ingin mengatakan.

Aku sayang padamu.

Dan semoga Tuhan memberikan yang terbaik untukmu.

Juga untukku.


Diantara Titik Nadir; Apakah Semua Mimpi Memiliki Arti?

Beberapa purnama yang lalu aku bermimpi, dan kendati ini bukan pertama kalinya aku memimpikanmu, namun mimpi inilah yang belakangan ini menghantuiku dan menggigit jantungku berkali-kali, membuat dadaku sesak, membuat diriku kesulitan bernapas.

Mimpi itu sebenarnya sederhana, aku sedang menggunakan motor dan tanpa sengaja melihatmu dirumah (Yang entah mengapa berada di Cerok) bersama dengan seorang lelaki lain. Aku memberhentikan motor, mencuri dengar hal yang terjadi, dan satu-satunya hal yang bisa aku dengar adalah sebuah kalimat.

“Jangan khawatir, kalau urusan air, biar aku yang urus”

Deg.

Its hard.

Perasaanku meluap dan aku segera melajukan motor dengan secepat-cepatnya, meninggalkan tempat itu sampai aku tidak tahu aku telah berada di daerah yang mana. Yang aku rasakan hanyalah sakit hati, seperti aku menelan sebuah jarum kecil namun jarum itu menembus usus menuju hati.

Mereka akan…menikah?

Pikirku. Namun semua kekesalan itu aku lemparkan pada gas motor, melaju lebih cepat, lebih ganas dan lebih brutal. Sampai aku tersesat dan tidak tahu harus kemana lagi.

Bingung. Hal yang bisa aku lakukan adalah kembali, namun ketika aku kembali. Motorku malah tembus tebing rendah dan masuk kerumahnya. Motorku berhenti diantara pertengahan pintu ruang tamu ke teras, dan aku kikuk.

“Azis? Kamu kok bisa ada disini?” ia melihat aku yang kikuk dan tidak tahu harus berkata apa. Dan suaranya disertai tawa yang renyah segera memenuhi isi kepala dan jantungku.

“Eh” kataku takut dan mencari alasan “Aku mau balik, tadi nyasar. Nggak tahunya aku udah sampai sini. Btw aku mau pergi dulu yaa, aku mau sholat Jumat”

Aku tidak sempat melihat lelakinya, akan tetapi dalam sisa ingatanku ia menggunakan topi dan rambutnya agak panjang, sedikit keriting.

Disana juga aku menemukan ayahnya, dan entah mengapa seperti dirinya sedang disimak Al-Quran oleh ayahnya. 

Tidak mau berada pada situasi canggung itu terus menerus, akhirnya aku pergi. Aku mengebut di jalan raya, meninggalkan enigma yang masih tidak kuketahui.

Aku tidak akan menceritakan mimpiku berikutnya sebab mimpinya menjadi cringe. Saat jumatan aku malah jumatan di jalan sama anak-anak pondok. Dan anehnya setelah jumatan, mereka balik pondok sambil yel-yel.

Kurang cringe apalagi tuh?


Masa Depan: Mimpi dan Bekas Masa Lalu

Ia mengatakan bahwa dirinya tidak menahu apapun. Bahkan dirinya tertawa. Ia mengatakan kepadaku bahwasanya memang banyak orang mengatakan dan menganggap dirinya telah menikah. Namun ia tidak terlalu peduli.

Kami berdua tetap chatan kalau ada wakti sampai aku merasa bahwa dirinya punya pacar. Dan ketika dirinya punya pacar, aku bingung. Aku bingung harus apa dan bagaimana. Apalagi setelah kejadian hujan bulan Juni, ia menjauh, tidak pernah membalas chatanku.

Namun semakin ke masa depan, kendati perasaanku pada akhirnya mengawang dan tidak jelas kemana. Aku semakin merasa kosong. Silau dunia yang indah dan penuh gemerlap tidak membuatku jatuh cinta, tapi membuatku mati rasa. 

Dan pada suatu momentum, sebuah kenyataan menamparku keras. Dia memang pacaran, namun ketika dia menge-post siapa orangnya, aku hanya diam saja. 

Ngilu? Tentu saja ngilu. Padahal aku percaya bahwa jantung ini tidak berdetak kepada siapapun. Ia mengunci diri, tidak mau terlalu jatuh dalam hal yang tidak terlalu penting. Dan cinta menurutku hal yang tidak penting.

Akan tetapi apa yang kemudian membuatku gentar? Entah mengapa belakangan ini ingatan akan mimpi itu keluar. Dan yang membuatku panik adalah lelaki yang dipacarinya. 

Dia...dia begitu mirip dengan lelaki di mimpi itu. Kendati aku tidak mengingat wajahnya, namun entah mengapa aku merasa bahwa itu memang dirinya.

Dan mengetahui hal ini, hatiku mencelos. Ia bagai jatuh ke lantai dan kemudian hancur berkeping-keping. Dan semua kenangan akan masa depan semakin pupus. Hatiku kosong, dan semua tubuhku dipenuhi bara yang menyiksa.

Namun pada akhirnya aku bisa apa? Doaku kepadanya yang selalu kuucapkan adalah ‘Berikanlah dirinya yang terbaik’, dan jikalau memang lelaki itu adalah yang terbaik, bukankah seharusnya aku bangga? Bukankah seharusnya aku senang?

Jikalau dia memang yang terbaik, bukankah semestinya aku tidak sakit hati?

Tapi apakah aku juga salah? Jika aku mencoba menjadi yang terbaik untuknya. Berharap bahwa dirikulah yang membuatnya tersenyum, bahwa akulah yang membuatnya bangga.

Tapi bukankah dalam cinta keegoisan memang mesti ada?

Dan jikalau hal itu mesti ada, bisakah aku disalahkan?


Masa Sekarang; Interpretasi Mimpi 

Sebenarnya banyak hal yang bisa aku perkirakan dari mimpi itu, dari hal yang paling baik, sampai hal yang paling buruk. Dan jika ini adalah game, mungkin ini bisa disebut good ending dan bad ending. Semua ending yang akan kutemui, tergantung keputusanku di masa ini.

Mengapa? Karena aku yang ada di mimpi itu, yang kikuk dan dilihat olehnya. Merupakan penentu akan menjadi apa masa depan nanti, dan sekali lagi, semua itu ditentukan olehku.

Jadi ada beberapa kemungkinan mengenai mimpi tersebut, diantaranya:

1. Mimpi Itu Adalah Bunga Tidur

Ini merupakan kemungkinan netral, yang artinya mimpi itu tidak memiliki implikasi apapun terhadap masa ini atau masa nanti. Itu hanyalah…bunga tidur

2. Mimpi itu adalah ketakutan alam bawah sadar yang kumiliki

Aku tidak tahu ketakutan alam bawah sadarku apa, apakah ketakutan itu merupakan aku tidak ingin ia dimiliki oleh siapapun selain aku? Aku tidak tahu. Lagipula aku tidak pernah memikirkannya. 

3. Mimpi itu adalah perasaan terpendam dan muncul untuk memperingatkanku kembali

Seperti mimpi kedua, namun kali ini lebih kepada perasaan yang timbul dan kadang tenggelam itu merupakan pertanda. Dan timeline-ku ingin memperingatkanku kembali.

4. Mimpi itu adalah pertanda dari Tuhan agar aku menerima kenyatannya

Mungkin ini yang terburuk, dimana dia memang bukan takdirku dan selama ini aku hanya membuang-buang waktu. Namun Tuhan Maha Baik, dia memperingatkan aku untuk bersiap diri bila aku kehilangan dirinya untuk selamanya. Tuhan mungkin tahu kalau aku menyayanginya, namun rasa sayang yang kumiliki bisa membuat diriku benar-benar patah sampai kejadian terburuk bisa terjadi kapanpun.


Pada akhirnya…

Pada akhirnya…ini semua hanyalah mimpi. Sebagai manusia aku bebas untuk bertindak. Aku memiliki mimpi yang harus aku penuhi, suatu hal yang harus aku kejar.

Dan lagipula, aku hanyalah manusia biasa yang selalu mendoakannya yang terbaik. Diriku yang berdoa semacam itu sebenarnya adalah hal yang subjektif, membiarkan Tuhan menilai mana yang terbaik, dan tentu saja, Allah akan memberikan yang terbaik bagi hambanya. Pasti.

Semenjak aku semakin dewasa, aku sudah tidak lagi berdoa untuk memilikinya. Namun fokus untuk mendoakannya agar diberikan yang terbaik. Namun kembali lagi, konsensi sebuah doa adalah bahwasanya kita harus beriman kepada doa itu. 

Dan jika pada akhirnya, aku bukanlah yang terbaik?

Ya…begitulah. Kau tahu kan?

Sebagai hamba, aku hanya harus beriman. Percaya itu adalah yang terbaik untuknya. Dan jikalau pada akhirnya itu membuat aku patah dan hancur, membuat tubuhku babak belur. Aku hanya bisa berdoa. Dan ini mungkin akan menjadi doa terakhirku;

Allah, thanks for everything you gived.

I love her so much

Can you make a palace in the heaven, please?

She would be a queen

The most beautifull queen in the heaven

God, you know that I love her so much

I love her, coz I see You in her

So whenever I love her…

I fall in love with You again…

So I am so sorry if I so egoist

Coz I dont wanna You taked by someone

I love you my God

And I love her too

And whenever and wherever I fall in love to you

It guide me to love her again

And whenever I fall in love with her

It make me fall in love with You again

Share:

Jumat, 01 Juli 2022

MY DREAM! YEAAH!

Aku menulis ini ketika liburan, jadi ini bisa disebut sebagai suatu hal yang menggabut. Akan tetapi, tidak ada yang akan pernah tahu rasa sakit hati itu akan menyerang kapan, jadi setidaknya aku akan membuat mimpiku sendiri, hal yang akan kubangun satu demi satu, bata demi bata, batu demi batu.

Pada suatu masa aku percaya, semua mimpi ini akan menjadi nyata, asalkan aku berani melangkah. Menkonversikan semua rasa sakit yang kumiliki menjadi suatu hal yang indah.

Setidaknya, aku percaya.

Banyak orang mengatakan bahwa sebaiknya mimpi tidak diceritakan, dan kendati itu benar. Aku akan memberontak. Ada beberapa orang dalam hidupku yang tahu akan mimpiku, namun tentu mimpi perlu revisi.

Dan well, inilah mimpi-mimpi yang akan aku bangun sendiri. Adapun nanti kalian bisa lihat progress impianku melalui tagar berani bermimpi. Mungkin aku akan menjadikannya video dan meletakannya di Youtube dan Tiktok, but who knows?

Seingatku dalam bermimpi, ada konsep SMART yang harus digunakan. SMART sendiri adalah: 

Specific         : Yang artinya bahwa mimpi itu harus spesifik, harus jelas, dan benar.

Measurable      : Dapat diukur,

Achievable : Dapat diraih

Reasonable : Masuk akal

Timely : Jangka waktu


So here are my dreams!

1. Merubah PGMI

2. Menulis 50 artikel untuk PGMI

3. Menulis 5 buku sebelum tamat PGMI

4. Menciptakan lima lagu dan menyanyikannya

5. Bisa bermain gitar (tentu untuk menyanyikan lagu sendiri)

6. Bisa masak sendiri

7. Bisa manjat pohon dan tentunya berani turun (Soalnya aku takut ketinggian)

8. Subcriber menyentuh 1 juta subs

9. Akun TikTok mendapat 1 juta followers

10. Memiliki akun Instagram 1 juta

11. Keluar Lombok sendiri

12. Ikut Stand Up Komedi 

13. Keluar negeri sendiri 

14. Keluar negeri bareng pasangan (Kalau Allah ngasih jodoh!)

15. Menjadi SEO Specialist

16. Membuat Tiga Film Yang Bermakna

17. Menjadi Salah satu public speaker terbaik di dunia

18. Berani Ngomong Sama Orang Asing

19. Bisa Sulap (Biar bisa senangin anak anak kalau nangis)

20. Membaca 100 buku dan menulis review tentangnya

21. Menghasilkan 100 juta pertama sebelum berumur 25

22. Menulis Buku Kura-Kura Pejalan

23. Ahli dalam Copywriting dan Hypnowriting

24. Membuat Kura-Kura Pejalan menjadi sebuah platform berbagi kasih

25. Memiliki toko dimana-mana

26. Membuat 100 video tentang destinasi wisata di Indonesia

27. Membangun Mall Santri

28. Memiliki 100 karyawan

29. Opini Terbit di Koran

30. Jurnal terbit di SINTA



Penjelasan:

1. Merubah PGMI

Maksudku merubah disini adalah bahwasanya ada hal yang berbeda dari PGMI. Menurutku PGMI yang sekarnag terlalu monoton. Mahasiswanya hanya bersaing pada IPK belaka. Aku berharap bisa merubah sedikit kondisi sosialnya disana, atau meninggalkan sejarah yang baik. Jangka waktu sampai tamat.

2. Menulis 50 artikel untuk PGMI

Yaps, aku memang berniat menulis 50 artikel untuk PGMI, aku memang telah menyediakan template namun belum ada artikel satupun. Jadi dengan menulis di PGMI ada hal yang bisa berubah. Terlebih dalam soal kognitif. Jangka waktu: 1 tahun cukuplah. Tepatnya 2023.

3. Menulis 5 buku sebelum tamat PGMI

Aku berharap bisa secepatnya menulis buku, buku yang sedang kutulis ini agak terhambat karena aku patah hati. Jangka waktu, sampai tamat PGMI.

4. Menciptakan lima lagu dan menyanyikannya

Aku suka menaruh perasaanku pada puisi dan lagu yang aku tulis. Dan mungkin aku akan menyanyikannya di Youtube atau di platform mana. Kalau bisa aku tentu akan bekerjasama dengan band yang bisa bermain drum atau komposer lagu. 

5. Bisa bermain gitar (tentu untuk menyanyikan lagu sendiri)

Aku pengen bermain gitar, apalagi ada seseorang istimewa yang mengatakan kepadaku ‘if I can, I will force you to play guitar’ so I will play it.

6. Bisa masak sendiri

Aku pernah keracunan saat aku masak sendiri, untuk saat ini aku hanya bisa masak mie. Jadi untuk menghindari tidak ada orang yang meninggal karena masakanku, aku ingin bisa memasak.

7. Bisa manjat pohon dan tentunya berani turun (Soalnya aku takut ketinggian)

Ketinggian adalah salah satu hal yang aku takuti, tapi aku nggak akan takut lagi

8. Subcriber menyentuh 1 juta subs

Wuuh, berat sih ini. Tapi aku percaya aku bisa

9. Akun TikTok mendapat 1 juta followers

Kalau TikTok mungkin lebih cepat, soalnya raja platform sekarang

10. Memiliki pengikut akun Instagram 100.000 pengikut

Kenapa nggak satu juta? Soalnya aku jarang di Instagram

11. Keluar Lombok sendiri

Yah, aku nggak mau dianggap anak terakhir dan terlalu dielu-elukan

12. Ikut Stand Up Komedi 

Yaps, aku akan mencobanya!

13. Keluar negeri sendiri 

Hooh! Ini pasti menyenangkan!

14. Keluar negeri bareng pasangan (Kalau Allah ngasih jodoh!)

No Comment

15. Menjadi SEO Specialist

Aku belum tahu asesmen SEO Specialist apa, tapi aku akan keep try

16. Membuat Tiga Film Yang Bermakna

Film! Aku suka membuat film!

17. Menjadi Salah satu public speaker terbaik di dunia

Kendati ambievert, aku suka ngomong (Maaf sisi introver ku!)

18. Berani Ngomong Sama Orang Asing

Yaps! Aku akan ngomong dengan mereka! Nanti aku videokan!

19. Bisa Sulap (Biar bisa senangin anak anak kalau nangis)

Wuuuh, ini pasti menyenangkan

20. Membaca 100 buku dan menulis review tentangnya


21. Menghasilkan 100 juta pertama sebelum berumur 25


22. Menulis Buku Kura-Kura Pejalan


23. Ahli dalam Copywriting dan Hypnowriting


24. Membuat Kura-Kura Pejalan menjadi sebuah platform berbagi kasih


25. Memiliki toko dimana-mana


26. Membuat 100 video tentang destinasi wisata di Indonesia


27. Membangun Mall Santri


28. Memiliki 100 karyawan


29. Membuat Toko Love and Gift


30. 

Share:

Minggu, 19 Juni 2022

Mati Rasa


Mati rasa.

Kayaknya hal itu adalah hal yang aku alami saat ini, dan kampretnya, aku nggak tahu harus apa.

Satu-satunya hal yang bisa aku lakukan adalah memutar lagu Avenged Sevenfold-Hail To The King agar aku bisa mencari tetesan adrenalin dalam jiwaku. aku menyukai tantangan yang disukai oleh jiwaku, aku tertarik untuk membunuh rasa takut, aku tertarik untuk melawan hidup yang semakin tak menentu.

Aku tidak suka dibelenggu, aku ingin hidup!

Sembari aku menulis tulisan ini, Hail To The King telah habis, berganti menjadi lagu So Far Away. Aku membukanya di Youtube dan ada dirumah Baye dengan fasilitas WiFi gratis. Jadi mumpung Wifi ini gratis, kuharap perasaan itu dapat kutemukan kembali.

Menurutku mati rasa terjadi karena beberapa hal, misalnya kau terlalu menahan sesuatu dalam jangka waktu yang lama, dan ketika perasaan yang kau pendam itu mencuat, tubuh dan jiwa kamu yang rapuh tidak bisa menampungnya. Dan hasilnya? End.

Namun bagaimanapun, ini hanyalah sekedar hidup. Kita tidak akan pernah tahu kedepannya akan seperti apa. Siapa juga yang tahu? Charless Benington melakukan bunuh diri walau terlihat baik-baik saja, dan kurasa pada momen itu, vokalis Linkin Park itu memang sedang mati rasa. Dan keputusan terakhirnya membuat tubuh rapuh yang menampung rasa itu pada akhirnya ikut mati.

Mati rasa bisa terjadi kapanpun dimanapun. Berbeda dengan stress, frustasi, dan depresi yang membuat kita merasa sangat tertekan akan sesuatu. Mati rasa adalah keadaan dimana kita tidak tahu mau apa, tidak tahu harus apa, dan tidak tahu harus melakukan apa.

Counter terbaik mati rasa menurutku adalah kembali jatuh cinta. Sebab dengan cinta segala hal yang kita lakukan akan terasa menyenangkan. Bahkan dengan cinta, percakapan ambigu, tolol, dan kampret kadang menjadi lucu dan bermakna.

Namun cinta adalah hal abstrak yang sulit untuk ditebak, ia kadang datang dan pergi, dan kendati banyak orang mengatakan bahwa cinta itu abadi. Pada akhirnya aku meragukannya. Cinta pada ujungnya menjadi suatu hal asing yang tidak aku ketahui, dan sebaiknya umat manusia memaknai cinta dengan cara yang berbeda-beda. Sebab semakin kita mendeskripsikannya, maknanya akan semakin menghilang.

Lalu bagaimana cara jatuh cinta?

Aku tidak tahu, tapi jika kamu mati rasa dan merasakan hal yang sama sepertiku. Hanya satu pintaku, yang kuat yaa. Ini Cuma salah satu fase dalam hidup yang harus kita lewati, seperti ulat yang merasakan dirinya mati dalam kepompong. Kita hanya sedang menunggu untuk ‘terlahir kembali’. Dalam wujud yang sama, namun dengan sudut pandang yang berbeda.

Lagipula, beberapa hal memang akan terlihat berbeda setelah kita melewatinya.

Tips dariku; lakukanlah apa yang bisa kau lakukan. Aku tahu mati rasa adalah kondisi dimana kita merasa ‘mati’. Tapi masa bodohlah! Lakukan hal-hal yang baru walau kau tidak tahu itu apa. Lemparlah seekor anjing agar dikejar atau apalah hal-hal seru seperti itu! Berikan senyuman kamu pada dunia dan orang lain, berikan orang lain hal yang masih kamu miliki, entah itu uang atau sisa-sisa kebahagiaan yang bisa kamu bagikan. Dengarkanlah musik yang kau suka, bernyanyilah walau itu akan membuatmu dikejar-kejar tetangga!

Tapi tentu saja, no narkoba! No mabuk-mabukan! Itu hanya akan membuat kamu memiliki perasaan semu yang malah menjerumuskan kamu ke jurang kehinaan.

Tetaplah lakuin hal itu sampai kau memiliki alasan untuk mencintai sesuatu atau mencintai diri kamu sendiri. karena terkadang, umat manusia merasakan mati rasa ketika mereka lupa cara untuk jatuh cinta.

Jadi satu pintaku, tetaplah hidup!


Btw, Saat tulisan ini berakhir, lagu A Little Peace of Heaven juga berakhir.

Share:

Pulang

 

Aku pikir, setiap orang memiliki tempat pulang. Namun kata pulang hanya pantas untuk orang yang memiliki rumah. Dan rumah tidak mesti bangunan dari semen dan bata, kadang berbentuk orang, benda, entitas, atau tempat tertentu yang bisa membuat kita nyaman.

Kata pulang dan rumah pada akhirnya tidak diinterprestasikan sebagai suatu hal yang bermakna satu, melainkan suatu hal yang bermakna lebih. Dan sebab alam semesta dan segala yang ada didalamnya merupakan rumah yang diciptakan Tuhan, kita diberikan keleluasaan untuk ‘pulang’.

Tapi kemana?

Pertanyaan inilah yang pada akhirnya membelenggu, ketika kita semua semakin kehilangan kepercayaan pada apapun dan siapapun, umat manusia menjadi gelandangan yang tidak tahu arah untuk pulang, kita berjejeran di jalanan dan saling menginjak sambil berharap keajaiban yang kita sebut sebagai rumah bisa kita temukan.

Namun kapan selalu mengenai waktu, dan waktu yang kita maksud tidak pernah benar-benar jelas kapan tepatnya. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah menunggu, dan sembari menunggu, kuharap aku memiliki tempat untuk berbagi kisahku.

Aku sering mendengar kalimat ini ‘kembalilah ke Tuhan’ dan aku setuju. Sebagai suatu entitas yang aku percayai adanya, Tuhan selalu menjadi tempat untuk pulang, untuk bercerita, untuk melepas penat yang membara.

Akan tetapi berat ya? Sebab iman kita tidak sekuat nabi, dan pengetahuan kita tidak seperti pengetahuan Khidir. Kita mengambil kesimpulan takdir dari kacamata yang kita gunakan sehingga ketika takdir yang kita dapatkan adalah ampas, kita mengelak dan memberontak, kita marah dan menyangkal, kita berbondong-bondong lepas dari harmoni Tuhan dan pergi jauh dari rumah.

Namun kini, tiada siapapun yang tahu bahwa kita akan kembali atau tidak, dan pertanyaan apakah Tuhan menjadi tempat terbaik untuk kita pulang itu benar atau tidak pada akhirnya menjadi urusan personal yang tidak akan bisa aku ganggu.

Dan bersyukurlah kalau kau masih memiliki alasan untuk kembali, karena menurutku Tuhan dan diri kita sendiri merupakan sandaran yang paling baik. Bukan sok bijak, tapi berharap pada manusia adalah hal yang rapuh. Manusia itu munafik dan dinamis, hari ini bilang begini, besok bilang begitu. Jadi tidak bisa dijadikan sandaran yang pasti.

Jadi kendati kau jatuh cinta pada manusia atau makhluk hidup dan mati yang ada di Bumi. Hati-hati ya, aku nggak tahu bahwa itu akan bertahan lama atau tidak, yang aku tahu, jatuh cinta adalah hal yang menyenangkan.

 

Share:

Jumat, 17 Juni 2022

Alfamart Seribu Rasa

Aku sedang menelpon Jolie ketika aku di Alfamart, sementara hape kananku sedang berada di telinga, tangan kananku membawa botol air ukuran besar untuk kami nikmati nanti. Namun ketika aku mengangkat wajah, jantungku serasa kosong, aku menerka dan menganalisa seorang perempuan yang bergerak laksana hantu dan berjalan melewatiku.

Kacamatanya yang ikonik, wajahnya yang muram, tatapannya yang laksana pembunuh berantai. Perempuan itu begitu cerdik sampai menganggapku seperti batu, ia tidak peduli, alih-alih memberi sapa, ia bergerak begitu saja dan lenyap diantara rak-rak beraneka macam jajan.

Entah mengapa aku seperti tidak bisa bernapas, hanya beberapa detik sampai aku memaksa paru-paruku memompa udara lebih banyak. Agar aku menghirup oksigen untuk bernapas. Ruang Alfamart yang ramai dengan antrian, dengan suara kasir yang melayani pembeli, semua entah mengapa terasa sunyi untuk sepersekian detik.

Dan aku kembali ditarik pada realitaku.

Aku tidak pernah memprediksi hal semacam ini bisa terjadi. Aku bahkan tidak pernah memprediksi bahwa dia akan datang dengan cara seperti itu. Namun semua terjadi, dan bayangan akan masa lalu sedikit berkelumat meskipun pada akhirnya bisa aku tepis.

Aku menyadarkan diri, dan kendati aku tidak tahu perasaan apa yang baru saja melewati jantungku. Aku memaksa untuk terus sadar, aku tidak ingin kembali diikat pada perasaan semu tiada berkesudahan. Aku telah tersiksa bertahun-tahun, aku tidak mau menghabiskan hidupku dalam kekangan lagi.

Lagipula aku telah tahu bahwasanya dia telah dimiliki orang lain, orang yang tentu jauh lebih tampan dari aku, dan mungkin saja, lebih kaya. Setidaknya perempuan ini telah diratukan oleh orang lain, kendati kekhawatiranku tiada berujung namun doa-doa telah kupanjatkan, dan kuharap, Tuhan mau mendengar.

Yang paling aku takutkan adalah bahwasanya ini masih perasaan yang sama, perasaan dulu yang coba aku bunuh dan tikam berkali-kali namun terus breinkarnasi. Aku takut, namun sekali lagi aku sadarkan diri dan percaya bahwa itu tidak akan pernah terjadi.

Hidup seperti sebuah buku, bab demi bab, halaman demi halaman yang menceritakan tentang perjalanan kisah setiap individu. Dan aku sangat percaya bahwa bab dan ribuan halaman tentangnya telah berakhir. Aku telah memiliki mimpi, dan kendati pada akhirnya mimpi itu perlahan-lahan aku wujudkan tanpa dirinya. Aku ingin memeluk mimpi ini rapat-rapat dan tiada ingin melepaskannya lagi.

Aku ingin hidup pernuh warna, namun dialah salah satu alasan kehidupanku tetap berwarna.

Aku tidak mau hidup dalam penderitaan lagi, aku ingin terus menggapai mimpiku. Namun yang aku takutkan, dia masih menjadi bagian dari mimpiku. Dan bila itu terjadi, aku bisa apa? Membuangnya jauh lagi? Mengulang semuanya dari awal?

Aku segera mengantri di depan kasir, melupakan semua hal yang telah terjadi. Berharap semua ini tidak pernah terjadi. Malam akan panjang, namun kurasa, malam ini akan teramat panjang dan butuh perenungan yang lama.

Aku kadang berbalik hadap untuk menyaksikan punggungnya, menikmati suara dan sahabatnya yang memilih minuman apa yang akan dibeli, sementara aku memutuskan memberikan uang kepada kasir, menunggu kembalian, kemudian pergi tanpa pernah menoleh lagi.

Setiap umat manusia memiliki masa lalu, dan memang pada akhirnya akan ada beberapa masa lalu yang sebaiknya akan tetap ada di masa lalu. Dan lagipula, aku masih memiliki mimpi yang harus kukejar, dan mimpi teramat panjang dan jauh sampai entah dimana ujungnya.

Yang aku harap, rasa ini memang bertepuk sebelah tangan. Aku tidak bisa menerka banyak hal tentang wanita. Aku bahkan tidak bisa menerka ekspresinya dan rasa yang ada didalam jantungnya. Cukup. Jika pada akhirnya kehidupanku kembali kelabu, aku ingin tetap berada pada warna ini sampai aku sudah memang siap untuk jatuh cinta lagi.

Dan aku berharap, aku tidak jatuh cinta pada orang yang sama lagi.

Aku tetap menjauh tanpa pernah menoleh, meninggalkan Alfamart dengan seribu rasa yang ia tawarkan. Namun aku tidak peduli. aku ingin hidup lebih lama, kendati jantung ini tidak kuketahui berdetak untuk siapa. Aku hanya ingin berkata kepada jantungku:

Terima kasih udah sekuat ini, masih banyak hal untuk kita hadapi. Yang kuat yaa, kita bisa kok. Memang perih dan berdarah, tapi aku percaya, selama aku, logika, dan kamu masih bersinergi. Semua bisa kita lewati, sama seperti perasaan itu yang muncul kembali.

Aku mencintaimu, dan terima kasih telah berdetak.

Share:

Terima Kasih Untuk Semester IV Ini

Aku hanya bisa bilang terima kasih untuk semester ini, jam demi jam dalam kelas, detik demi detik yang kita lalui didalam kampus. Segala pertengkaran dan tawa canda yang kemudian menjelma satu dalam pelukan waktu.

Akankah berakhir?

Teman-temanku yang lain senang bisa naik ke semester berikutnya, namun aku semakin gusar. Kau tahu mengapa? Karena semakin kita menuju masa depan, kita pada akhirnya akan menemukan titik akhir perkuliahan kita, sebuah tempat dimana kita akan berpisah dan setiap momen yang kita buat hanya akan kita kenang melalui gambar demi gambar yang kita bina.

Aku ingin lebih lama bersama kalian, aku ingin kita abadi dalam kebersamaan. Namun ekspektasiku harus aku patahkan karena tiada yang benar-benar abadi, sebab waktu pun akan berakhir, dan kita semua akan fana.

Aku mencintai kalian dan ingin lebih lama bersama kalian, jadi kuharap kita semakin sering membuat kegiatan diluar kelas, entah itu kegiatan yang sepele, entah itu kegiatan yang hanya bertukar informasi. Namun sampai pada titik itu, aku ingin bersama kalian menguntai kenangan, memilin detik-demi detik, membunuh waktu yang kian berjalan.

Bukankah engkau dan aku sama-sama lucu?

Kita semua dulu asing, tidak kenal satu sama lain, kemudian kita menyatu dalam jurusan yang bernama PGMI. Kelas E, kelas paling terasing sampai saat semester satu kita lebih sering liburnya. Namun entah mengapa itu semua lucu. Kita semua orang asing dengan tujuan yang berbeda-beda, bahkan sampai ada yang tidak tahu masuk PGMI untuk apa. Kita semua asing, namun perlahan, kita semua menemukan titik cerah, kita semua menemukan titik indah. Sebab PGMI bukan kutukan, melainkan keberkahan.

Aku bersyukur Tuhan mempertemukanku dengan orang seperti kalian, aku yang tidak tahu arah hidupku akan seperti apa mulai memahami bahwa sebenarnya langkah-langkah dalam hidup yang kita miliki merupakan takdir yang dibuatkan Tuhan. Dan semakin kita melangkah, kita semakin sadar bahwa pilihan itu akan semakin terang, bahwa pada akhirnya hidup adalah tentang melangkah; membuang rasa takut dan keraguan, berjalan menuju titik yang telah ditentukan Tuhan.

Kita adalah orang-orang yang lucu; kita berawal dari keterasingan. Dan pada suatu masa, toga akan ada di kepala kita, buket bunga akan ada di tangan kiri, dan pada saat itu pula, kita akan kembali asing. Kita akan kembali terasing, membuat jalan kita sendiri, berpisah dari koloni.

Hidup yang aku jalani membuatku mampu melihat kenyataan bahwasanya masa depan yang akan kita jalani akan benar-benar dingin dan sepi. Lorong gelap panjang yang entah dimana titik terangnya, dengan jalan dipenuhi duri dan kerikil tajam yang melukai kaki. Siapkah kita hadapi?

Pada suatu titik di masa depan, kau dan aku hanya akan tinggal kenangan. Sebab pada akhirnya, setiap jalan yang kita pilih akan selalu memiliki akhir. Pada akhirnya, kita semua fana, pada akhirnya kita akan kembali sendiri.

Namun kau tahu? Kendati aku tahu bahwa kita sama-sama fana, aku akan membuat kefanaan ini bermakna. Menguntai lebih banyak waktu bersama kalian, mencoba lebih banyak hal yang baru, mencoba agar suatu titik, kenangan ini akan membuat kita abadi.

Akan kutulis semua tentang kita, agar kita abadi dalam sejarah. Kan kuukir kisah kita bersama malam-malam yang dingin, bersama dengan sepinya malam kala semua tak lagi terbangun. Akan kuceritakan kisah kita pada keabadiaan bahwa kami akan tetap tinggal, pada momen ini, pada detik ini, pada masa depan.

Kita semua berawal dari keterasingan dan akan kembali asing. Namun sebelum toga sampai diatas kepala, akan kita buat kisah yang paling indah, akan kita buat cerita penghancur gelisah. Asal kita masih bersama, cerita itu pun akan kita susun bersama.

Kita semua memang asing, dan akan kembali asing. Akan tetapi itu tidak mengapa, selama semua itu tentang kita, fana pun tak mengapa.

Kita semua memang asing, dan akan kembali terasing. Dan masa depan dengan toga diatas kepala, dan kehidupan yang kita akan terlepas darinya. Akan kuuntai lebih banyak kisah bersamamu.

Akan kuuntai lebih banyak kisah bersamamu…


Aku dan anak anak kelas E

Lihat Hermianti wkwkwkw, kayak lihat hantu!



Putri bilek: Aku akan berpura-pura kerja agar nilaiku tinggi!



Perempuan saat diajak debat, nyenyenyenye


Cowok-Cowok PGMI20 sebelum mengenal Togel

KAMI SUDAH SEJAUH INI! KAMI AKAN MENYELESAIKAN SKRIPSI KAMI!



Api Sartina! APIIII APIIII!!!
Share:

Sabtu, 11 Juni 2022

Zulaikha Dan Perjuangan Untuk Ikhlas

Beberapa hari kemarin kami sebagai kelompok yang ingin menyelesaikan UAS Akidah Akhlak kumpul didalam perpus, kami ingin membuat buku mengenai pembelajaran Akidah Akhlak karena menurut kami, membuat buku 14 halaman itu sangat mudah.

Akhirnya kami kumpul disana dan seperti biasa, kekuatanku tidak muncul kala itu sehingga aku memutuskan untuk menjadi seorang mata-mata pada mata pelajaran Evaluasi Pembelajaran. Aku memang lebih aktif dimalam hari, saking aktifnya, Batman sampai insecure.

Mata-mata yang kulakukan berhasil membuatku paham mengenai metode yang digunakan Bu Mulaybiyyah kala itu, kami dibagi menjadi ganjil dan genap dengan soal yang berbeda-beda. Soal yang akan muncul untuk genap merupakan realiabilitas, validitas, dan kesukaran soal. Untuk ganjil, sama saja, cuma beda soal.

Aku kemudian mewawancarai Irwan, anak kelas C yang lebih dahulu keluar karena pusing melihat soalnya. Dari wawancara yang aku lakukan, semakin terkuaklah ternyata soal itu merupakan soal yang memang harus bisa aku kalahkan, dan mau nggak mau, aku harus siap.

H-1 sebelum tugas evaluasi pembelajaran, namun aku tidaklah takut. Karena kendati aku akan berhadapan dengan angka, aku menyadari memang ada beberapa hal di dunia ini yang akan berlalu. Aku sadar bahwa baik dan buruk yang menimpa umat manusia hanyalah perkara waktu. Entah itu patah, atau patah kaki.

Itulah mengapa, sebagai manusia kita memang diperintahkan untuk tawakkal, pasrah, dan tentunya, kita diperintahkan untuk ikhlas.

Namun ketika aku kembali ke perpus dan mendengar cerita Zulaikha, aku bingung, apakah manusia memang ditakdirkan untuk ikhlas?

Zulaikha Dan Perjuangan Untuk Ikhlas

Pada tahun 2020, kendati samar-samar aku mendengar kabar bahwasanya ayah Zulaikha meninggal dunia. Namun itu hanya sekedar berita belaka dibandingkan cerita asli yang Zulaikha paparkan kepada kami saat ini.

“Kau tahu? Ketika ayahku sakit kala itu, aku menyangkal bahwa dirinya sakit. Aku marah pada siapapun orang yang berani mengatakan kalau bapakku sakit. Bapakku memang menderita kangker, tapi aku selalu percaya bahwa dia akan sembuh, aku selalu berdoa agar ia segera sembuh….”

“…aku akan mengunci kamar bapakku dirumah sakit hanya agar aku berdua bersama ayahku. Aku tidak akan membiarkan seorangpun menginterupsi, aku tidak mau ayahku meninggal, aku ingin terus disampingnya. Bahkan, aku akan menghitung detik demi detik detak jantung yang keluar dari dadanya, juga memperhatikan bagaimana matanya. Ketika ayahku tertidur untuk beristirahat, aku akan membangunkannya untuk memastikan bahwa dirinya masih hidup…”

“...Aku memang dimarahi, Zis. Tapi aku nggak mau kehilangan beliau, aku ingin selalu ada disampingnya. Dan entah mengapa, aku juga melakukannya tanpa sadar, aku nggak tahu apa yang terjadi sebenarnya, aku nggak mau dia pergi, dan bahkan ketika beliau meninggal, aku menyangkal bahwasanya dia telah meninggal…”

“…bisa kamu bayangin Zis? Ketika orang semua pada nangis, aku akan marahi orang-orang itu dan menyangkal kematian bapakku, Aku akan memarahi mereka karena menangis dan meneriaki mereka ‘bapakku masih hidup! Lihat, dia masih bernafas! Bapakku nggak meninggal kan? Jangan nangis! Beliau masih hidup!’ aku selalu bilang gitu kepada orang-orang disana, dan aku nggak tahu, aku ngelakuinnya tanpa sadar, aku gila ya? Bahkan sampai sekarang, aku masih percaya bahwa bapakku nggak pernah meninggal…”

“…Tapi kemudian, aku terus didatangi lewat mimpi, bapakku akan datang padaku dan mengatakan ‘ikhlas ya nak…’ bapakku terus mengatakan hal itu, dan itu tidak sekali melainkan berkali-kali. Tapi aku selalu sangkal hal itu, aku selalu percaya bahwa bapakku masih hidup, menurutmu Zis, gimana?”

Kami semua diam, pembicaraan ini memang terjadi gara-gara kami menyinggung Selagalas sebagai titik rumah orang gila di Lombok, dan pembicaraan kami melebar ke sampai mana yang dikatakan gila dan mana yang bukan dikatakan gila. Namun aku tidak tahu bahwa pembicaraan kami akan sampai kepada bagaimana masa lalu Zulaikha bisa diceritakan disini.

Aku menarik napas dan berharap ucapanku bisa membuat suasana membaik.

“aku memang gak tahu, tapi yang pernah aku baca, dalam ilmu psikologi ada beberapa tahapan manusia dalam menerima kenyataan, yaitu denying atau menyangkal, frustrate atau frustasi, anger atau marah, dan berdamai dengan diri sendiri atau acceptance. Aku memang bukan ahli, tapi mungkin kamu memang masih tahap denying, dan memang dalam persoalan ini kita nggak bisa sat set set, butuh waktu yang lama agar kita bisa berdamai dengan diri kita sendiri, dan kita nggak tahu itu kapan. Dan mengenai masalah kamu gila atau nggak, aku nggak tahu, menurutmu Van?”

“Yaa gak tahu juga, tapi mungkin itu juga wajar soalnya kamu sayang sama bapakmu. Coba aja lihat cerita Layla dan Majnun, itu sampai gila si Majnun gara-gara Layla. Jadi mungkin itu karena kamu terlalu sayang sama bapakmu Fa”

“Saya setuju dengan pendapatnya Evan” ucapku “Karena bagaimanapun kita nggak bisa sebut orang gila dan enggak karena itu hanya persepsi. Kita anggak diri kita waras karena kita dan orang lain percaya kalau kita waras, dan begitupula sebaliknya. Coba aja lihat orang gila, bahkan ada juga yang sampai sholat, sholawatan, kita nggak pernah tahu apakah mereka memang gila atau memang udah sampai tingkatan tasawuf. Kita nggak pernah tahu”

“Btw yang sholat tapi gila itu, keterima gak sholatnya?” tanya Zulaikha

“Ya mana tahu, dalam Islam syarat beragama kan berakal” jawab Evan.

“Bener tuh yang dikatakan Evan, Tapi balik lagi, emang kamu yakin mereka gila? Atau selama ini, kita yang sebenarnya gila?”

Kami semua diam, Wahab, Dewi, sedari tadi juga diam. Mereka asik DDN, Diam-Diam Nyimak.

“Tapi kau tahu? Aku iri sama kamu Zul” ucapku

“Kenapa?”

“Karena bapakmu masih peduli sama kamu, padahal beliau sudah meninggal. Setiap ayah di muka Bumi ini pasti ingin anaknya hidup tenang dan bahagia, apalagi kalau anaknya perempuan. Dan bapak kamu udah buktiin itu. Tapi dilain sisi, aku juga bingung apakah kamu memang harus ikhlas atau nggak, bagaimanapun karena kamu sayang sama bapakmu dan karena kamu nggak ikhlas, bapak kamu jadi tetap datang dalam mimpimu, dan kamu bisa lepas rindu disana. Lagipula, siapa sih orang yang nggak pengen ketemu sama orang yang mereka sayang? Tapi balik lagi Zulaikha, bapak kamu mungkin nggak bisa tenang di alam sana gara-gara kamu nggak ikhlas, ia juga berhak tenang dan bahagia di alam sana. Jadi untuk urusan ini, ikhlas enggaknya, aku akan serahkan semuanya pada kamu. Berdamai dengan diri sendiri memang nggak bisa langsung, jadi ini semua tergantung kamu”

Jam demi jam berganti, dan perpusatakaan kian sepi. Kami segera keluar dari perpustakaan dan kemudian memutuskan untuk pulang. Dalam tugas UAS Akidah Akhlak ini, tinggal aku yang belum jadi, lagipula yang susun kan aku sama Evan, jadi bolehlah aku santuy.

Tapi kadang ketika aku dengar cerita ini, aku jadi merinding. Soalnya aku bisa membayangkan Zulaikha waktu itu yang memarahi setiap orang dan menyangkal bahwa ayahnya telah meninggal. Aku bisa membayangkan bagaimana dirinya akan berdoa sepenuh hati agar ayahnya bisa sembuh dari penyakit kangker yang menggerogoti tubuh tersebut kian detik.

Aku bisa merasakannya.

Dinding rumah sakit lebih sering mendengar doa-doa orang tulus dan pencinta dibandingkan rumah ibadahpun di muka Bumi ini. Namun sayang tulusnya doa terkadang memang akan kalah oleh takdir yang telah ditetapkan Tuhan.

Manusia diperintahkan untuk ikhlas dan tawakkal, namun mempelajari dua hal tersebut tentu akan sulit karena akan berkaitan dengan keimanan umat manusia.

Dan terakhir, jikalau kamu berdoa dengan tulus dan doa kamu tidak diterima oleh Tuhan.

Bersabar yaa…

Yang berdoa dengan tulus bukan hanya kamu.



Dokumentasi Semester IV, Evaluasi Pembelajaran

Dokumentasi di Semester V, Desain Pembelajaran


Share: