Sabtu, 19 Mei 2018

Nggak Jadi Lelah, Al-Akh

 

Hitungan jam untuk ujian syafahi terakhir, tgl 18 mei kemarin aku bermimpi lagi, wow, tentang novel guys! Ceritanya sama kayak di sadako vs kayako, tapi entah, mungkin kita bisa rubah dia dikit dikit kan. Iya kan?

Malam ini aku pergi ke rayon Riyadh, disana, aku dikasih pisang kecil unyu unyu setandan sama ustazah Reni, setelah aku dikasih, aku duduk disamping seorang adok yang sedang tadarusan.

“udah berapa juz?”

“dua juz al’akh, tapi saya lelah”

“ooh” aku mengangguk angguk lalu berpikir sesuatu”kamu tahu? Kita terkadang lelah karna kita nggak ikhlas”

“oh! Nggak jadi saya lelah kalau begitu al’akh!”

Nice!

Share:

Sabtu, 12 Mei 2018

Rois Mudabbir Kumpul Sendiri

 

Bagian penerangan baru saja mengumumkan kepada kami bahwa ketua rayon kumpul, hal itu membuat Febry sebagai ketua rayon gelisah dan menatap langit langit kamar mudabbir sementara kami tertawa karna hal itu.

“....rijjalin muddabirin...” kata bagian penerangan melalui speakernya

“noh! Siapa yang bilang roisil muddabirin yang kumpul hah?! Siapa?!”ucapnya gaarang kepada kami, tak ikhlas kumpul sendiri.

“marrotan saniatan, ila jamiil roisil muddabirin..” kami lagi lagi tertawa mendengar speaker dari bagian penerangan. Maka saat itu, ributlah kami dikamar mudabbir, febry, ilham akbar juga ikut ikutan ketawa.

Sebenarnya, ini bermula tadi malam dimana Hazril dan Arief menirukan adegan lakon Dilan, dimana Arief menjadi Dilan dan Hazril menjadi bapak guru yang cuma ngangguk ngangguk setuju.

“tapi dia narik baju saya pak! Kayak gak ada cara lain?”

“baiklah kalau begitu”kata Hazril sambil ngangguk ngggukkan kepala

Dan naasnya, kami ditahu sama al’akh Hajril.

Setelah dihukum...

Febry akhirnya nyoba ikut ikutan ”tapi dia bondets saya pak! Kayak gada cara lain?”

“ya iyalah! Emangnya ada cara lain lagi?” tanyaku sambil tertawa.

Yaaah, konyol aja, ya kan? Btw, lebih baik tak ada yang tahu apa itu bondetz

Share:

Jumat, 11 Mei 2018

Egois, Kamu Egois

 

Bisakah kau hentikan akting itu? Aku ada disana saat kau butuh, ada disana saat kau terjatuh, ada disana saat kau rapuh, namun dimana engkau disaat aku butuh? 

Kau mementingkan dia. 

Ya, dia yang membuatmu tertawa, dekat denganmu saat kau punya sesuatu, tapi disaat kau sendiri dan merasa sepi, disaat kau tak memiliki orang lagi, aku selalu disampingmu, mendekapmu erat walau engkau selalu khianat, membuatmu bahagia walau kau selalu berdusta. Kutanya padamu, sebenarnya ada apa? Namun kau tetap terdiam dan membisu sementara aku bosan untuk menunggu.

Diam adalah senjatamu, mengadu adalah pertahananmu, sementara waktu terus membawamu dan merubahmu, arus yang kuat, kabut yang pekat. Dan kau tahu hal itu salah namun kesana, jauh. Kau berjalan menuju kegelapan dimana tak ada satupun bintang yang memandangmu terang. Kuatkan dirimu, keras cepatnya badai, semua itu akan segera berlalu

Share: