Sudah berapa lama kalian hidup? Aku baru hidup selama sembilan belas tahun dan terkadang merasa bersyukur. Aku tahu, ayahku sudah pensiun dari PNS dan ibuku bahkan berhenti sekolah saat beliau masih kelas tiga MTS. Aku hidup dalam keluarga berdarah guru dan aku ingin dijadikan seperti itu.
Senin, 10 Agustus 2020
Jumat, 13 Maret 2020
Tak Mau Jurusan HI
US ke 3
Jumat, bagus, kami
menghadapi ulangan yang bernama PKN dan Ilmu Hadis. Aku sempat membaca Ilmu
Hadis dan kurasa tiada hambatan yang berarti. Namun yang parah adalah baru saja
si Sandika Putra berkata.
“lihat saja nanti,
ia akan memiliki pola”
Dan tada!
Benar-benar soal yang menarik karena tidak memiliki pola. Kami memang sering
mendapatkan jawaban yang berpola sejak dahulu, dan mungkin temanku merasa
benar, ia akan menemukan pola yang sama seperti: A A A A A A A dan B B B B B B,
begitu seterusnya. Naasnya, soalnya berbeda. Aku memang tidak terlalu peduli
akan pola tersebut karena beberapa aku tahu jawabannya. But, teman-temanku yang
lain? Semoga mereka berhasil.
Hal yang membuat
otakku babak belur adalah PKN (sumpah, aku yang mau ambil jurusan HI langsung
ragu-ragu setelah ustad Huda berkata aku harus meningkatkan pelajaran PKN)
masalahnya adalah, begitu banyak nama orang, tanggal yang tidak aku ketahui.
Kenapa terjadi agresi militer? Aku tidak tahu. Kenapa Belanda melanggar
perjanjian? Mudah, karena orang bejad seperti mereka berprinsip aturan ada
untuk dilanggar.
Alaku jadi pusing,
bahkan temanku sampai membuat teori sendiri. Memang, ada soal yang mengatakan
bahwa Aceh tidak bisa dikalahkan karena kuat, akhirnya dikirim orang Belanda
yang menyamar menjadi ulama alim. Dan Aceh dikalahkan. Hal yang parah adalaha
pertanyaannya. Siapa nama orang itu?
Siapa nama ulama
bejat bin palsu itu aku tidak tahu, dan temanku berkata.
“slow, orang
Belanda pasti ada kata Van di depan namanya, jika ada kata Van, maka ia orang
Belanda”
Semudah itukah?
Masalahnya disana ada namanya Snhrouk (entah, aku juga lupa nama aslinya)
seingatku dia pelakunya. Namun jika yang dikatakan temanku itu benar, jika Van
adalah orang Belanda yang menyamar menjadi ulama, maka aku takut, jika ada nama
disana yang bertulis Van-Tok, Van-Ta, Van-Thovel, atau Van-Chi Rhobek,. Aku
takut mereka akan memilih nama tersebut. Dan aku lupa pilih yang mana.
Ada juga soal yang
menyebut nama perempuan, anak yang menjadi korban PKI, dan pertanyannya adalah.
Siapa nama ayahnya?
YA MANA KUTAHU!
Hancur sudah
kepalaku babak belur oleh pertanyaan tersebut.
Jumat ini aku menggembok sendalku di masjid
karena aku tidak mau digosop lagi. Dan akan tetapi pengalaman jumat ini yang
paling parah adalah, aku mandi di hamam jomblo, dan ketika masih di hamam,
airnya habis saat aku masih penuh busa.
Aku diam. Namun
untung, sembari aku mencari ide dan menggunakan air mustakmal untuk membasuh
busa, juga bersiap mengelap tubuhku dengan baju merona, maka tiba tiba air
datang seperti air bah, menghujani aku. Aku tertawa bahagia. Mari mandi sekali
lagi.
Aku menyelasikan
novel komet minor hari ini. Dan si Agum bilang si Tere Liye bukan kristen
seperti yang dikatakan Aldi, namun Islam. Entah itu benar atau tidak aku tidak
tahu, namun si Agum katanya telah search di Internet, sampai ke IG-Ig nya.
Oh, aku melihat
beberapa anak putri lewat, aku tidak tahu siapa mereka, yang aku tahu paling
hanya si Sofi dan Zira, juga Anjelly. Dan aku membeli eskirm setelah tidak
pernah lagi merasakan nikmatnya, si anak-anak MI, terkejut melihatku, entah,
mungkin karena wajahku seram, but, lets go. Rasa coklat. Enak.
Hal yang menarik
juga adalah malam ini dimana mereka kumpul untuk pertama kali, maksudku si Enha
Expose dan Pena Santri, dan terkadang aku tidak terlalu suka sifat Eka, entah yang salah
aku atau siapa, namun hanya saja, aku merasa sifat mereka agak pongah. Dan biasanya, kepongahan tidak bisa bertahan selamanya.
“kamu tahu kan
5W1H?” tanya Rizky Eka pada a’doknya
“Apa itu al’akh?”
Aku tertawa. Mati
dah kalian.
Anak Enha Expose dan Pena Santri |
Anak Hammasah Sedang Belajar Untuk UAS |
Anak Hammasah Sedang Belajar, Cuman Ilmunya Ketinggian |
Setelah itu, Sandi Tidak Pernah Terlihat Lagi |
Rabu, 11 Maret 2020
Kupercaya Selalu Ada Sesuatu di BLK
Hari ini UAS pertama namun kami masih berkutat dengan BLK. BLK yang kampret karena kami pikir ini pelatihan video dan membuat desain karena kata pak Rianto BLK ini adalah tentang audiovisual.
Tapi kau tahu apa? Harapan kami membuat video dan desain mading lumpuh total karena kami dituntut untuk membuat televisi. Gara-gara itu kami harus berhadapan dengan resistor, obeng, dan solder setiap hari.
Emang kampret!
Tapi btw....
Aku tidak pernah
mengerti, namun anehnya, kita selalu menggunakan perempuan untuk saling ganggu
mengganggu. Ini bermula ketika aku sedang dikamar dan si Ahmet diganggu sama si
Febry dengan seorang perempuan bernama Hanna Sajida.
Siapa Hanna Sajida?
Aku tidak tahu. Namun yang jelas, perempuan itu memiliki kontribusi dengan anak
bernama Ahmet Syouqy, padahal, seingatku dulu
ketika masih BLK, dimana aku dan Zira memiliki proyek menulis novel komedi.
Si Ahmet masih dekat dengan seorang perempuan bernama Noura.
Siapa Noura? Aku tidak tahu. Namun sedari saat aku ikut BLK, aku tahu kalau Nora adalah seorang perempuan galak dan suka marah, aku pernah mengganggunya di Facebook dengan mengomentari statusnya, dan ia langsung marah! Bayangkan! Kalau tidak salah, nama FB nya adalah RA. Dan jika aku tidak salah, mungkin itu adalah panggilannya.
Imajinasiku kemudian berputar dan membuatnya menjelma menjadi RA, seorang tokoh utama di antologi Bumi karya Tere Liye yang bernama asli Raib.
Jadi bisa dibayangkan nanti kalau kami ada di BLK....
“RA! PUKULAN
BERDENTUM!”
SKKRRRRRRRRRRRRAAAAAAH!
Nora menahan udara
disekitarnya dan membuat kesiur angin, dan sekejap sebuah pukulan berdentum
menyerang dua petarung kegelapan sehingga membuat kedua petarung tersebut terpental ke dinding.
Plop!
“RA! DIBELAKANGMU!”
Terlambat! Noura
telah terpental terlebih dahulu. Aku tidak tahu harus apa, namun seketika
sebuah tendangan berdentum juga membuat aku terpental
“Hahahaha...Wahai
petarung klan Bulan! Menyerahlah”
Noura menggeleng.
Ia tidak akan menyerah.
Lihat disana,
berdiri dengan gagah perkasa si Tanpa Resistor dengan listrik yang timbul
tenggelam di tangannya. Listrik tersebut bewarna kuning dan seolah akan membuat
kami mati dalam satu serangan.
Plop!
Tiba-tiba si Noura
telah muncul dari balik si Tanpa Resistor dengan pukulan berdentum. Membuat si
Tanpa Resistor terpental. Namun itu tidak membuat si Tanpa Resistor kalah. Ia
datang dan melesat kearah Noura. Si Noura meenyilangkan tangan dan membuat
tameng kegelapan. Tembus. Noura terpental dan terjerembab di tanah.
"Jangan ganggu temanku!" Prishda yang dalam imajinasiku menjelma Seli membawa petir di kedua tangannya, melemparkannya secepat kilat kearah si Tanpa Resistor. Namun sayang si tanpa resistor menghindarinya dengan mudah. lalu...
Plop!
Si Tanpa Resistor sudah muncul didepan Seli dan menendangnya hingga perempuan itu terpental.
"Azis! Lakukan sesuatu!" Rintih Nora yang babak belur.
Aku yang sebagai Ali segera mengambil televisi bekas dan melemparkannya. Naas ketika Si Tanpa Resistor menghadapku, televisi itu telak menghantam wajahnya dan membuat suara 'gedebuk' keras.
"Sialan!" Ucap si Tanpa Resistor, sebuah kegelapan terkumpul di tangannya dan siap dilemparkan ke siapa saja.
Namun tiba-tiba...
“sepertinya aku terlambat”
Aku diam.
Nora dan Seli diam.
Si Tanpa Resistor diam.
Datanglah seorang
perempuan dengan gerakan elegan seperti putri-putri kerajaan.
“MISS JA’AH!”
teriakku
Ok, mari kita
hentikan imajinasi ini. (dan semoga ustadzah ja’ah yang menjadi miss Selena
tidak membaca buku ini, dan btw, kalau Ustad Ansor menjadi Batozar, apa namanya
akan menjadi Anshorar? Ok, mari hentikan imajinasi ini)
Sementara Hanna
Sajida, selepas aku mengorek kenanganku lebih dalam, aku menemukan nama Hanna
Sajida yang tertanam di relung memory, namanya tertulis di berugak Zahratul
Munawarah dan MR. Afei (kalau tidak salah) berkata.
“Dia adalah
legenda, pada season Shining Star, dia adalah the Queen of Expression”
Aku ingat kalimat
itu, saat itu, amarahku langsung ingin menumpas siapapun yang bernama Hanna
Sajida ini. Dan selepas aku korek-korek memori otakku. Hanya itu yang ada. Aku
tidak tahu siapa dia memang, namun jika dia adalah legenda, pantaslah ia kita
sandingkan dengan Umar dan Azmi, the King of Expression.
Tapi kalau aku Ali dan Nora adalah Raib....berarti kami berduaaa....
Hehe, boy!
Percayalah, wajah senang mereka merupakan stress tidak tertolong akibat menghitung resistor! |
Kami hanya bahagia penderitaan kami berakhir! |
Senin, 09 Juli 2018
Kamu Tidak Istimewa Lagi, Namun Perasaan Ini Datang dan Pergi
09-07-2018
Dua hari yang lalu aku
ngizin tuk pulang kerumah, untungnya, aku dikasih dan akan balik hari senin.
Dan sayangnya, hari ini adalah hari senin, sekitar dua jam lagi aku akan
kembali ke pondok pesantren, nyantri, melakukan semuanya berturut turut lagi.
Kasihan.
Sebenarnya ku bosan juga,
namun sepertinya aku tak memiliki pilihan lain, apalagi zira tak bisa kembali
gara gara biaya juga, semoga gadis itu mendapatkan yang terbaik disana, semoga
ia menjadi hafidzah yang handal, solehah dan terpecaya. Amin.
Aku bosan hal hal yang
monoton. Aku ingin hengkang dan melihat dunia ini dari sudut mataku sendiri,
aku ingin sesuatu yang menantang, aku ingin hal itu bagaimanapun caranya. Namun
sayangnya, disini tak kutemukan, maka sebenarnya dimana aku akan menemukannya?
Sebaiknya kuceritakan
liburan saja ya? Baiklah liburanku menuju pantai kuta, disana kami mengambil
tempat dibawah pohon agar tak terkena sinar matahari, biar adem gitu, dan
dipantai aku banyak tertawa, disana kami mengunakan boat yang didayung, aku,
sama kakak ali malah buat titanik, kami sekeluarga kocak, apalagi tiga
bersaudara ini. Nindy yang kudorong biar tak bisa naik. Yuda, kak Rul dan kakak
Soul dan tentu juga Naufal. Banyak yangkita lakukan, beberapa kali karam namun
kami bangkit lagi, Naufal tenggelam, batuk dan ayahnya segera memopongnya.
Lautan itu luas, dan luasnya lautan sepertinya tak akan pernah bisa habis,
apalagi kalau kau memutuskan tuk menyelam ke dasarnya.
Begitulah sore kemarin. Tapi
pagi ini kita semua akan berpisah, kak Ali, kak Ninin dan Azzam akan kembali ke
Surabaya, ka Us, Kak soul, dan Syafira akan pergi ke lauk, begitupula dengan
kak Arif, Naufal, Kenzhi dan kak AS. Begitu juga dengan aku. Kita semua akan
berpisah, bukankah begitu?
Jam mulai berdetak dan aku harus
pergi, karyaku ingin kukirim, tapi aku belum tahu bagaimana caranya. Hm..PS
juga belum bangkit, entah kemana kubawa bakatku ini, memendamnya? Sepertinya
tidak. Aku akan menulis di buku lagi, walau jelek, tetep nulis.
Dan tentang Zira, ia
membuatku aneh, kau tahu? Sepertinya rasa milikku makin lama makin pudar, ia
tak terlalu istimewa lagi, namun perasaan ini datang dan pergi, apalagi rindu,
oh sepertinya aku tak akan pernah bisa mengerti tentang perempuan, sampai saat
ini, aku masih belum mengerti. Yang jelas aku akan mondok lagi, mencoba membuat
ibuku bangga degan prestasiku sendiri.
Dan sebaiknya kalian
mendoakan aku, sebaiknya begitu.
Jumat, 06 Juli 2018
Akhir Dari Pena Santri
06-07-2018
Jika kau
membaca agenda ini, mungkin kau akan tahu bahwa ini adalah agenda terakhir yang
kutulis di komputer, mungkin ini adalah agenda terakhir yang kutulis di..pena
santri. Maafkan aku kawan, namun Pena Santri berakhir, semua akan berakhir,
hanya tinggal menghitung jam semua akan benar benar berakhir. Maafkan aku.
Pagi
membawaku kepada sebuah kenyataan bahwa aku masihlah hidup, kupikir, aku bisa
mempercayai mereka namun tidak. Suara lagu telah terdengar namun mereka
sepertinya tak mendengar sama sekali, apa mimpi mereka aku tidaklah tahu, yang
jelas, shubuh ini aku sepertinya harus bertarung sendiri lagi.
Pagi dan
siang membawaku pada kebohongan Naufal, anak itu telah berbohong kepadaku.
tentang kunci pena santri tentunya, entah mengapa ia terlalu terobsesi dengan
hal itu, padahal, aku pun tidak terlalu terobsesi. Karya, adalah sesuatu yang
benar benar harus dilakukan. Jumat pagi ini aku membimbing kamar 5, cukup hebat
juga karna mereka yel yel keren, ada yeyeyeye gitu. Dan saat Ashar, kakakku
datang, dan sepertinya, inilah yng harus aku ceritakan.
“jangan
terlalu pikirin biyaya, kalo biaya ape lalok, bapak sakit, ibu juga sakit,
makanya kita dirumah nggak beli mie, apalagi gula kita Cuma beli sedikit gara
gara mereka nggak boleh terlalu banyak makan gula, ikuat aja lomba itu, kalah
menang nggak jadi masalah, itu yang buat bapak ibumu bangga, apalagi saat kamu
ke jakarta kemarin, ibu kamu merajuk ’nte boyak arik’e” itu caramu disayangin,
apalagi bapak kamu juga nanyak”cukup 5 juta jadi sangun molene?” terus kak arif
bilang”e, lima ratus bae”tapi saya bilangin”cukupin aja sejuta” gimana kemarin?
Cukup?”
Aku
tersenyum
“apalagi
saat kamu ngasih tahu kalo kamu ikut ke amerika itu, kami doain kamu dirumah,
saat arisan itu, itu masih dikit namanya keluarga kita, coba dirumah, udah dia
jejet disana, kalo kamu mikirin biaya, itu nggak jadi masalah yang penting kamu
belajar aja, gimana buat dia bangga sekarang, itu yang terpenting”
“dia naik
SPP tapi”
“eleh,
emang berapa naiknya”
“50 ribu”
“kalo masih
gitu, itu namanya kecil, yang terpenting kamu belajar aja sekarang, ikutin
lomba lomba itu yang ada, buat mereka bangga, coba kamu tahu kemarin dirumah,
pernah dia kak nah gila seminggu, kami semua nangis, itu aja kita jagak setiap
saat, saya yang jagak dipintu, duduk disana agar dia nggak keluar’mae kesugun
arik’ saya jawab’eleh, ndot juluk, kesakit naen tang nie’ itu aja dah yang kita
jagak, terus Rina, nggak mau dia ketemu orangtuanya”
“kenapa?”
“karna dia
sering dimarahin, disuruh ini itu nggak dia mau, sering dimarahin jadinya,
hanya bapaknya tempat dia isah” namun jaros telah berbunyi, banyak yang
kudapatkan, tentang teman kuliahnya yang mati sehari sebelum kelulusan gara
gara kecelakaan. teman kuliahnya yang akhirnya ia tahu mati di tengah hutan karna
usus buntu dan perutnya membengkak. Banyak yang aku akhirnya ketahui, apalagi
saat tahu bahwa dia tak lulus kuliah karna...di PHP in gurunya, gurunya hilang,
padahal kakakku tinggal dikasih nilai, tapi dosen itu...ilang, dan kakakku
merasa lelah dipermainkan, terlalu banyak dana terbuang, dan hanya sia sia
belaka bila tetap bersama dosen itu, dan berakhirlah masa kuliah kakakku. Habis
sudah.
Dan tentu
sore ini, aku membayar daftar ulang dulu, dan saat keluar, ada seorang wali
santri dan anaknya sedang membaca sebuah surat formulir. Kau tahu? Wali santri
itu menangis.
Kamis, 05 Juli 2018
Dia Yang Menyukaimu
05-july-2018
Aku memiliki kawan, lucunya,
ia menyukaimu. Aku tahu, kau menjebak banyak orang, parasmu cantik, engkau
anggun, dan dengan mahkota diatas kepalamu, kau telah menjadi seorang putri
yang cantik jelita. Maka ketika kawanku, dan tentu, kawan kawanku yang lain
juga melihatmu, mereka semua tertarik agar mendapatkanmu. Mereka berlomba
lomba, namun sayangnya, aku juga menyukaimu, namun aku memilih untuk menjauh.
Menjauh adalah sebuah kata
dimana kau tak bisa dekat dengan orang yang kau suka, kau terlalu pesimis, dia,
bagaimanapun juga sebenarnya juga suka pada dirimu. Hanya saja kau terlalu
berlebihan, berharap semua hanya sekedar basa basi sementara hati meronta ronta
dalam sempitnya rindu. Kau terlalu berlebihan, padahal, siapa yang bisa membaca
hati? Namun sekarang, setidaknya, kawanku itu, masih menceritakan tentangmu.
aku ingin menceritakan tentang kawanku itu kepadamu, tentang kawanku yang juga
suka padamu, dia yang setiap malam denganku menceritakan kepribadianmu, dia
yang setiap malam menceritakan kisah kisahmu, aku ingin menceritakannya, namun
sekarang kau teramatlah jauh, dinding percakapan kita hanya pada messanger, tak
kurang tak lebih, dan bila salah satu dari kita tak aktif, maka rindulah yang
ada. Namun tenang, kawanku itu, akan melakukan segalanya untukmu, pulang?
Adalah hal yang mudah, kau tinggal tunggu kabarnya, segera ia akan kepadamu,
dan kalian akan berbincang bincang ria, dan aku? cukuplah secarik kertas setiap
hariku, aku tulis setiap hari, setiap malam, tentang semua kisah kita, tentang
cerita tentang kalian. Maka untuk saat ini, aku undur diri, biarkan kawanku ini
melindungimu dari badai, dan untuk kalian, aku akan menjadi kompas, membimbing
kalian kearah yang benar.
Maka untuk kawanku yang
selalu menceritakanmu, terima kasih, ternyata mengenalmu bisa menjadi anugerah
yang besar dalam hidupku, kalian sama sama ceroboh, aku jujur tentang hal itu,
namun kita semua memiliki hati, maka biarkan saja hati yang memilih. Untuk kamu
yang jauh disana, terima kasih, aku tak akan bisa melakukannya tanpamu.
Kami Anak Bahasa
Pertarungan anak IPA sama anak Bahasa nggak terelakkan. Anak IPA sering membangga-banggakan dirinya sebagai anak yang cerdas dan blablabla. Jadi diam-diam, aku menulis puisi:
Kami anak bahasa
05-07-2018
Kami anak bahasa, bukan anak IPA
Karna dengan bahasa kami berimajinasi, bukan hanya berteori
Kami anak bahasa, bukan anak IPA
Karna kami tahu, isi dalam hati lebih baik daripada isi
kepala
Kami anak bahasa, bukan anak IPA
Karna dengan bahasalah kan gugenggam dunia
Karna dengan bahasalah tuhan menciptakan alam semesta
Dengan kata ‘Kun’ maka alam semesta ini ada
Dengan kata ‘Kun’ engkau pun ada
Karna kami anak bahasa, bukan anak IPA
Biarkanlah dirimu berteori, karna kan kujadikan ia bait bait puisi
Besoknya aku malah masuk kelas Agama.
Emang kampret.