Rabu, 11 Maret 2020

Kupercaya Selalu Ada Sesuatu di BLK


Hari ini UAS pertama namun kami masih berkutat dengan BLK. BLK yang kampret karena kami pikir ini pelatihan video dan membuat desain  karena kata pak Rianto BLK ini adalah tentang audiovisual.

Tapi kau tahu apa? Harapan kami membuat video dan desain mading lumpuh total karena kami dituntut untuk membuat televisi. Gara-gara itu kami harus berhadapan dengan resistor, obeng, dan solder setiap hari. 

Emang kampret!

Tapi btw....

Aku tidak pernah mengerti, namun anehnya, kita selalu menggunakan perempuan untuk saling ganggu mengganggu. Ini bermula ketika aku sedang dikamar dan si Ahmet diganggu sama si Febry dengan seorang perempuan bernama Hanna Sajida.

Siapa Hanna Sajida? Aku tidak tahu. Namun yang jelas, perempuan itu memiliki kontribusi dengan anak bernama Ahmet Syouqy, padahal, seingatku dulu  ketika masih BLK, dimana aku dan Zira memiliki proyek menulis novel komedi. Si Ahmet masih dekat dengan seorang perempuan bernama Noura.

Siapa Noura? Aku tidak tahu. Namun sedari saat aku ikut BLK, aku tahu kalau Nora adalah seorang perempuan galak dan suka marah, aku pernah mengganggunya di Facebook dengan mengomentari statusnya, dan ia langsung marah! Bayangkan! Kalau tidak salah, nama FB nya adalah RA. Dan jika aku tidak salah, mungkin itu adalah panggilannya. 

Imajinasiku kemudian berputar dan membuatnya menjelma menjadi RA, seorang tokoh utama di antologi Bumi karya Tere Liye yang bernama asli Raib.

Jadi bisa dibayangkan nanti kalau kami ada di BLK....

“RA! PUKULAN BERDENTUM!”

SKKRRRRRRRRRRRRAAAAAAH!

Nora menahan udara disekitarnya dan membuat kesiur angin, dan sekejap sebuah pukulan berdentum menyerang dua petarung kegelapan sehingga membuat kedua petarung tersebut terpental ke dinding. 

Plop!

“RA! DIBELAKANGMU!”

Terlambat! Noura telah terpental terlebih dahulu. Aku tidak tahu harus apa, namun seketika sebuah tendangan berdentum juga membuat aku terpental

“Hahahaha...Wahai petarung klan Bulan! Menyerahlah”

Noura menggeleng. Ia tidak akan menyerah.

Lihat disana, berdiri dengan gagah perkasa si Tanpa Resistor dengan listrik yang timbul tenggelam di tangannya. Listrik tersebut bewarna kuning dan seolah akan membuat kami mati dalam satu serangan.

Plop!

Tiba-tiba si Noura telah muncul dari balik si Tanpa Resistor dengan pukulan berdentum. Membuat si Tanpa Resistor terpental. Namun itu tidak membuat si Tanpa Resistor kalah. Ia datang dan melesat kearah Noura. Si Noura meenyilangkan tangan dan membuat tameng kegelapan. Tembus. Noura terpental dan terjerembab di tanah.

"Jangan ganggu temanku!" Prishda yang dalam imajinasiku menjelma Seli membawa petir di kedua tangannya, melemparkannya secepat kilat kearah si Tanpa Resistor. Namun sayang si tanpa resistor menghindarinya dengan mudah. lalu...

Plop!

Si Tanpa Resistor sudah muncul didepan Seli dan menendangnya hingga perempuan itu terpental.

"Azis! Lakukan sesuatu!" Rintih Nora yang babak belur.

Aku yang sebagai Ali segera mengambil televisi bekas dan melemparkannya. Naas ketika Si Tanpa Resistor menghadapku, televisi itu telak menghantam wajahnya dan membuat suara 'gedebuk' keras.

"Sialan!" Ucap si Tanpa Resistor, sebuah kegelapan terkumpul di tangannya dan siap dilemparkan ke siapa saja. 

Namun tiba-tiba...

“sepertinya aku terlambat”

Aku diam.

Nora dan Seli diam.

Si Tanpa Resistor diam. 

Datanglah seorang perempuan dengan gerakan elegan seperti putri-putri kerajaan.

“MISS JA’AH!” teriakku

Ok, mari kita hentikan imajinasi ini. (dan semoga ustadzah ja’ah yang menjadi miss Selena tidak membaca buku ini, dan btw, kalau Ustad Ansor menjadi Batozar, apa namanya akan menjadi Anshorar? Ok, mari hentikan imajinasi ini)

Sementara Hanna Sajida, selepas aku mengorek kenanganku lebih dalam, aku menemukan nama Hanna Sajida yang tertanam di relung memory, namanya tertulis di berugak Zahratul Munawarah dan MR. Afei (kalau tidak salah) berkata.

“Dia adalah legenda, pada season Shining Star, dia adalah the Queen of Expression”

Aku ingat kalimat itu, saat itu, amarahku langsung ingin menumpas siapapun yang bernama Hanna Sajida ini. Dan selepas aku korek-korek memori otakku. Hanya itu yang ada. Aku tidak tahu siapa dia memang, namun jika dia adalah legenda, pantaslah ia kita sandingkan dengan Umar dan Azmi, the King of Expression.

Tapi kalau aku Ali dan Nora adalah Raib....berarti kami berduaaa....

Hehe, boy!


Kegiatan BLK Nurul Haramain
Percayalah, wajah senang mereka merupakan stress tidak tertolong akibat menghitung resistor!



BLK Nurul Haramain
Kami hanya bahagia penderitaan kami berakhir!

Share:

0 comments:

Posting Komentar