Jumat, 13 Maret 2020

Tak Mau Jurusan HI

 US ke 3

Jumat, bagus, kami menghadapi ulangan yang bernama PKN dan Ilmu Hadis. Aku sempat membaca Ilmu Hadis dan kurasa tiada hambatan yang berarti. Namun yang parah adalah baru saja si Sandika Putra berkata.

“lihat saja nanti, ia akan memiliki pola”

Dan tada! Benar-benar soal yang menarik karena tidak memiliki pola. Kami memang sering mendapatkan jawaban yang berpola sejak dahulu, dan mungkin temanku merasa benar, ia akan menemukan pola yang sama seperti: A A A A A A A dan B B B B B B, begitu seterusnya. Naasnya, soalnya berbeda. Aku memang tidak terlalu peduli akan pola tersebut karena beberapa aku tahu jawabannya. But, teman-temanku yang lain? Semoga mereka berhasil.

Hal yang membuat otakku babak belur adalah PKN (sumpah, aku yang mau ambil jurusan HI langsung ragu-ragu setelah ustad Huda berkata aku harus meningkatkan pelajaran PKN) masalahnya adalah, begitu banyak nama orang, tanggal yang tidak aku ketahui. Kenapa terjadi agresi militer? Aku tidak tahu. Kenapa Belanda melanggar perjanjian? Mudah, karena orang bejad seperti mereka berprinsip aturan ada untuk dilanggar.

Alaku jadi pusing, bahkan temanku sampai membuat teori sendiri. Memang, ada soal yang mengatakan bahwa Aceh tidak bisa dikalahkan karena kuat, akhirnya dikirim orang Belanda yang menyamar menjadi ulama alim. Dan Aceh dikalahkan. Hal yang parah adalaha pertanyaannya. Siapa nama orang itu?

Siapa nama ulama bejat bin palsu itu aku tidak tahu, dan temanku berkata.

“slow, orang Belanda pasti ada kata Van di depan namanya, jika ada kata Van, maka ia orang Belanda”

Semudah itukah? Masalahnya disana ada namanya Snhrouk (entah, aku juga lupa nama aslinya) seingatku dia pelakunya. Namun jika yang dikatakan temanku itu benar, jika Van adalah orang Belanda yang menyamar menjadi ulama, maka aku takut, jika ada nama disana yang bertulis Van-Tok, Van-Ta, Van-Thovel, atau Van-Chi Rhobek,. Aku takut mereka akan memilih nama tersebut. Dan aku lupa pilih yang mana.

Ada juga soal yang menyebut nama perempuan, anak yang menjadi korban PKI, dan pertanyannya adalah.

Siapa nama ayahnya?

YA MANA KUTAHU!

Hancur sudah kepalaku babak belur oleh pertanyaan tersebut.

 Jumat ini aku menggembok sendalku di masjid karena aku tidak mau digosop lagi. Dan akan tetapi pengalaman jumat ini yang paling parah adalah, aku mandi di hamam jomblo, dan ketika masih di hamam, airnya habis saat aku masih penuh busa.

Aku diam. Namun untung, sembari aku mencari ide dan menggunakan air mustakmal untuk membasuh busa, juga bersiap mengelap tubuhku dengan baju merona, maka tiba tiba air datang seperti air bah, menghujani aku. Aku tertawa bahagia. Mari mandi sekali lagi.

Aku menyelasikan novel komet minor hari ini. Dan si Agum bilang si Tere Liye bukan kristen seperti yang dikatakan Aldi, namun Islam. Entah itu benar atau tidak aku tidak tahu, namun si Agum katanya telah search di Internet, sampai ke IG-Ig nya.

Oh, aku melihat beberapa anak putri lewat, aku tidak tahu siapa mereka, yang aku tahu paling hanya si Sofi dan Zira, juga Anjelly. Dan aku membeli eskirm setelah tidak pernah lagi merasakan nikmatnya, si anak-anak MI, terkejut melihatku, entah, mungkin karena wajahku seram, but, lets go. Rasa coklat. Enak.

Hal yang menarik juga adalah malam ini dimana mereka kumpul untuk pertama kali, maksudku si Enha Expose dan Pena Santri, dan terkadang aku tidak terlalu suka sifat Eka, entah yang salah aku atau siapa, namun hanya saja, aku merasa sifat mereka agak pongah. Dan biasanya, kepongahan tidak bisa bertahan selamanya.

“kamu tahu kan 5W1H?” tanya Rizky Eka pada a’doknya

“Apa itu al’akh?”

Aku tertawa. Mati dah kalian.

Anak Haramain Sedang Belajar
Anak Enha Expose dan Pena Santri


Ujian Sekolah di Nurul Haramain
Anak Hammasah Sedang Belajar Untuk UAS

Anak Hammasah Sedang Belajar, Cuman Ilmunya Ketinggian

Setelah itu, Sandi Tidak Pernah Terlihat Lagi


Share:

0 comments:

Posting Komentar