US ke 3
Jumat, bagus, kami
menghadapi ulangan yang bernama PKN dan Ilmu Hadis. Aku sempat membaca Ilmu
Hadis dan kurasa tiada hambatan yang berarti. Namun yang parah adalah baru saja
si Sandika Putra berkata.
“lihat saja nanti,
ia akan memiliki pola”
Dan tada!
Benar-benar soal yang menarik karena tidak memiliki pola. Kami memang sering
mendapatkan jawaban yang berpola sejak dahulu, dan mungkin temanku merasa
benar, ia akan menemukan pola yang sama seperti: A A A A A A A dan B B B B B B,
begitu seterusnya. Naasnya, soalnya berbeda. Aku memang tidak terlalu peduli
akan pola tersebut karena beberapa aku tahu jawabannya. But, teman-temanku yang
lain? Semoga mereka berhasil.
Hal yang membuat
otakku babak belur adalah PKN (sumpah, aku yang mau ambil jurusan HI langsung
ragu-ragu setelah ustad Huda berkata aku harus meningkatkan pelajaran PKN)
masalahnya adalah, begitu banyak nama orang, tanggal yang tidak aku ketahui.
Kenapa terjadi agresi militer? Aku tidak tahu. Kenapa Belanda melanggar
perjanjian? Mudah, karena orang bejad seperti mereka berprinsip aturan ada
untuk dilanggar.
Alaku jadi pusing,
bahkan temanku sampai membuat teori sendiri. Memang, ada soal yang mengatakan
bahwa Aceh tidak bisa dikalahkan karena kuat, akhirnya dikirim orang Belanda
yang menyamar menjadi ulama alim. Dan Aceh dikalahkan. Hal yang parah adalaha
pertanyaannya. Siapa nama orang itu?
Siapa nama ulama
bejat bin palsu itu aku tidak tahu, dan temanku berkata.
“slow, orang
Belanda pasti ada kata Van di depan namanya, jika ada kata Van, maka ia orang
Belanda”
Semudah itukah?
Masalahnya disana ada namanya Snhrouk (entah, aku juga lupa nama aslinya)
seingatku dia pelakunya. Namun jika yang dikatakan temanku itu benar, jika Van
adalah orang Belanda yang menyamar menjadi ulama, maka aku takut, jika ada nama
disana yang bertulis Van-Tok, Van-Ta, Van-Thovel, atau Van-Chi Rhobek,. Aku
takut mereka akan memilih nama tersebut. Dan aku lupa pilih yang mana.
Ada juga soal yang
menyebut nama perempuan, anak yang menjadi korban PKI, dan pertanyannya adalah.
Siapa nama ayahnya?
YA MANA KUTAHU!
Hancur sudah
kepalaku babak belur oleh pertanyaan tersebut.
Jumat ini aku menggembok sendalku di masjid
karena aku tidak mau digosop lagi. Dan akan tetapi pengalaman jumat ini yang
paling parah adalah, aku mandi di hamam jomblo, dan ketika masih di hamam,
airnya habis saat aku masih penuh busa.
Aku diam. Namun
untung, sembari aku mencari ide dan menggunakan air mustakmal untuk membasuh
busa, juga bersiap mengelap tubuhku dengan baju merona, maka tiba tiba air
datang seperti air bah, menghujani aku. Aku tertawa bahagia. Mari mandi sekali
lagi.
Aku menyelasikan
novel komet minor hari ini. Dan si Agum bilang si Tere Liye bukan kristen
seperti yang dikatakan Aldi, namun Islam. Entah itu benar atau tidak aku tidak
tahu, namun si Agum katanya telah search di Internet, sampai ke IG-Ig nya.
Oh, aku melihat
beberapa anak putri lewat, aku tidak tahu siapa mereka, yang aku tahu paling
hanya si Sofi dan Zira, juga Anjelly. Dan aku membeli eskirm setelah tidak
pernah lagi merasakan nikmatnya, si anak-anak MI, terkejut melihatku, entah,
mungkin karena wajahku seram, but, lets go. Rasa coklat. Enak.
Hal yang menarik
juga adalah malam ini dimana mereka kumpul untuk pertama kali, maksudku si Enha
Expose dan Pena Santri, dan terkadang aku tidak terlalu suka sifat Eka, entah yang salah
aku atau siapa, namun hanya saja, aku merasa sifat mereka agak pongah. Dan biasanya, kepongahan tidak bisa bertahan selamanya.
“kamu tahu kan
5W1H?” tanya Rizky Eka pada a’doknya
“Apa itu al’akh?”
Aku tertawa. Mati
dah kalian.
Anak Enha Expose dan Pena Santri |
Anak Hammasah Sedang Belajar Untuk UAS |
Anak Hammasah Sedang Belajar, Cuman Ilmunya Ketinggian |
Setelah itu, Sandi Tidak Pernah Terlihat Lagi |
0 comments:
Posting Komentar