Rabu, 27 Juni 2018

Pondok Dikala Sepi

 

Baiklah, sebaiknya saya tulis saja artikel yang mungkin kalo antum baca jadi agak tenang, jadi sy akan menulis sebuah artikel tentang.....pondok dikala sepi...

 

Kamis-28 -2018.....

Seperti yang harus dilakukan oleh anak anak yang setia(cieee setia)kami harus mengikuti prosedur yang ada, jadi kami balik duluan tanggal itu karna memang tanggal itu adalah tanggal panitia balik. Padahal, konon anak baru akan datang pada tgl 4, jadi kami akan dikarantina selama lima hari lima malam di tempat ini, well, ok, lets survive!!

Pondok dikala sepi adalah neraka, cobalah lihat rerumputan hijau itu bergoyang goyang sendirian, burung burung kecil menjelma menjadi gagak gagak hitam yang menutupi langit, terbang kedahan yang rendah, lalu berkoak koak menyanyikan lagu kematian.

Pondok dikala sepi laksana kuburan, sejauh mata kau memandang, hanya ada angin yang berlalu, dedaunan kering terjatuh  begitu saja layaknya mayat diatas kastil istana, semua terlihat berdebu dan semua terasa tabu, sarang tarantula lengket pada baju milikku yang kutinggalkan, kukibas kibas lalu aku keluar dari tempat itu. 

Kamar mudabbir sholahudin hancur, untungnya lemariku masih bisa kugunakan, pembagunan rayon baru telah membuat sholahudin menjadi tempat armagedon terbaik, atau memang ini adalah awal dari armagedon?

Sore menjelang maghrib, aku berjalan jalan sebentar, keluar pondok, dalam podok, keluar pondok lagi, kedalam pondok lagi, ke taman, ke tangga seribu, ke sana, ke sini, kesitu dan kemanapun aku melangkah, rasanya ada sesuatu yang menggelayutiku, entah apa itu, perasaan apakah ini? Sebenarnya beberapa pertanyaan kadang memang tak perlu ada, tapi tak apa, aku akan terus berjalan dan berjalan.

Beberapa buah mangga menggodaku untuk melemparnya, namun aku tak lakukan, karna memang lebih baik jangan untuk saat ini, lagipula kami Cuma terdiri dari beberapa orang yang setia (cieee setia) diantaranya aku, Farid, Hamdi, Nabil, Roid, Andikha, Indra, Anzuru, Fahmi, setidaknya itulah kawanku yang survive di pondok. Dan tentunya setia(cieee setia)

Dan pondok dikala sepi menjelmakan setiap titik gelap di pondok menjadi tempat yang selalu terlihat berbahaya. gelap, pekat, dan semuanya benar benar berbahaya, apalagi kalau main kejar kejaran terus tabrak anak jin, bisa double masalah yang didapati, tapi sisi lain dari sepinya pondok ini adalah kita bisa memakan mangga sepuasnya, keluar masuk pondok sepuasnya untuk cari makan, dan tentu dari semua ini, ada satu hal yang perlu dilaksanakan, menghabiskan Wi-fi pondok.

Pondok dikala sepi membuat kita mau tak mau akan menjelajah ke tempat yang kita rindukan, maka tak ayal jika kawanku bertanya aku akan kemana, maka aku akan jawab jalan jalan, Hanging around, atau apalah namanya. 

Dan pondok dikala sepi adalah istana tanpa penghuni, seolah tempat ini dikarantina oleh virus yang menyebabkan manusia binasa, dan kami adalah orang orang yang bertahan dari semua kepunahan yang ada, intinya saat ini, kami butuh bertahan dari segala macam godaan, lagipula, kami kan anak yang setia(ciee setia) dan tentunya kami akan saling menjaga satu sama lainnya. 

Intinya dipondok dikala sepi, kau bisa saja melakukan apa yang kamu mau, asalkan jangan berlebihan seperti nari kecak depan riayah agar perpulangan ditambah dua bulan, itu bukanlah hal yang baik tentunya.

Pondok dikala sepi adalah cerminan dunia disaat tak ada manusia didalamnya, dan ketika pada akhirnya dunia tak memiliki penghuni, makhluk lain akan berevolusi, menjadi raksasa, atau mungkin menjadi berbisa, aku tak tahu, yang jelas, aku ada disini, tepat dimana aku merasa sepi di pondok yang sepi ini.

Share:

Senin, 04 Juni 2018

A'dokku dan Kaki Robeknya

 

Disebuah kampung damai sementara perang dislikes semakin ramai...

Sore dengan kemilau matahari merah yang telah lenyap. Bersamaan dengan sebuah alunan musik dari soundspeaker yang dapat menenangkan hati. Sebuah antrian, sebuah percakapan antara sebuah kebersamaan yang tak akan pernah terlupakan. Adalah sebuah kata yang tak bisa terucap, adalah sebuah rindu yang tak mungkin terlelap.

Bersamaan dengan sebuah bayangan hitam yang dibuat oleh cahaya, bersamaan dengan kegelapan yang membuat matahari semakin benderang. Cahaya dan kegelapan, dua hal yang tak mungkin disatukan, tapi tentu, keduanya bisa dipadukan, saling bisa melengkapi karna begitulah kehidupan.

Adokku, Galang, tiba tiba jatuh saat kami makan pas buka puasa samaan, dia terjatuh disamping aliran sungai yang kecil, sementara kawanku tertawa, aku tak bisa membiarkannya terjatuh dan ditertawakan. Saat aku membantunya, dengkulnya robek sampe tulangnya kelihatan.

Aku langsung pusing, kelemahan terbesarku, darah dan sejenisnya membuat aku tak bisa mengendalikan tubuhku yang berdiri tegak, aku tegetar hebat,  tubuhku merinding.

Tulang..daging...terpisah

Allahu akbar! Allahu akbar! Kataku pelan menenangkan diri.

Disaat aku mencoba menenangkan diri Galang malah berteriak lebih parah. 

Dia menyebut” Subhanallah! Masya Allah! Ibuuu sakiiit! ALLAHU AKBAR!!”

Entah berapa pahala yang ia dapatkan, tapi kuyakin malaiakat Raqib menulisnya dengan sebuah untaian senyuman. Sementara itu, malaikat Atid mengangguk angguk tak karuan.

Dirumah sakit....

Galang: ALLAHU AKBAR! SUBHANALLAH! masya allaaaah! Ibuuu sakiiit! Ibuuu..kalo kamu dateng kusujud depen kamu ibuu!! Huu..hu..”

Alah Affan: DIA KENAPA ANAK INI?! 

Tanyanya kepada temennya yang juga membawanya ke rumah sakit. Dokter hanya bisa mengangguk anggukan kepala.

Akhirnya kakinya dijahit, dan keesokan harinya, ia ada di UKS, aku dekati dia”lang, udah sehat?”

“alhamdulillah al’akh”

“entah berapa pahala yang kamu dapet”

Kami berdua tertawa

Terkadang, sakit membuat kita mengingat tuhan, karna hanya kepada tuhanlah kita bersandar, tidak pada yang lain, itulah mengapa ada rasa sakit, agar segera kita kembali kepada-NYA, sujud, lalu membiarkan-NYA membelai kepala kita.

Share:

Sabtu, 19 Mei 2018

Nggak Jadi Lelah, Al-Akh

 

Hitungan jam untuk ujian syafahi terakhir, tgl 18 mei kemarin aku bermimpi lagi, wow, tentang novel guys! Ceritanya sama kayak di sadako vs kayako, tapi entah, mungkin kita bisa rubah dia dikit dikit kan. Iya kan?

Malam ini aku pergi ke rayon Riyadh, disana, aku dikasih pisang kecil unyu unyu setandan sama ustazah Reni, setelah aku dikasih, aku duduk disamping seorang adok yang sedang tadarusan.

“udah berapa juz?”

“dua juz al’akh, tapi saya lelah”

“ooh” aku mengangguk angguk lalu berpikir sesuatu”kamu tahu? Kita terkadang lelah karna kita nggak ikhlas”

“oh! Nggak jadi saya lelah kalau begitu al’akh!”

Nice!

Share:

Sabtu, 12 Mei 2018

Rois Mudabbir Kumpul Sendiri

 

Bagian penerangan baru saja mengumumkan kepada kami bahwa ketua rayon kumpul, hal itu membuat Febry sebagai ketua rayon gelisah dan menatap langit langit kamar mudabbir sementara kami tertawa karna hal itu.

“....rijjalin muddabirin...” kata bagian penerangan melalui speakernya

“noh! Siapa yang bilang roisil muddabirin yang kumpul hah?! Siapa?!”ucapnya gaarang kepada kami, tak ikhlas kumpul sendiri.

“marrotan saniatan, ila jamiil roisil muddabirin..” kami lagi lagi tertawa mendengar speaker dari bagian penerangan. Maka saat itu, ributlah kami dikamar mudabbir, febry, ilham akbar juga ikut ikutan ketawa.

Sebenarnya, ini bermula tadi malam dimana Hazril dan Arief menirukan adegan lakon Dilan, dimana Arief menjadi Dilan dan Hazril menjadi bapak guru yang cuma ngangguk ngangguk setuju.

“tapi dia narik baju saya pak! Kayak gak ada cara lain?”

“baiklah kalau begitu”kata Hazril sambil ngangguk ngggukkan kepala

Dan naasnya, kami ditahu sama al’akh Hajril.

Setelah dihukum...

Febry akhirnya nyoba ikut ikutan ”tapi dia bondets saya pak! Kayak gada cara lain?”

“ya iyalah! Emangnya ada cara lain lagi?” tanyaku sambil tertawa.

Yaaah, konyol aja, ya kan? Btw, lebih baik tak ada yang tahu apa itu bondetz

Share:

Jumat, 11 Mei 2018

Egois, Kamu Egois

 

Bisakah kau hentikan akting itu? Aku ada disana saat kau butuh, ada disana saat kau terjatuh, ada disana saat kau rapuh, namun dimana engkau disaat aku butuh? 

Kau mementingkan dia. 

Ya, dia yang membuatmu tertawa, dekat denganmu saat kau punya sesuatu, tapi disaat kau sendiri dan merasa sepi, disaat kau tak memiliki orang lagi, aku selalu disampingmu, mendekapmu erat walau engkau selalu khianat, membuatmu bahagia walau kau selalu berdusta. Kutanya padamu, sebenarnya ada apa? Namun kau tetap terdiam dan membisu sementara aku bosan untuk menunggu.

Diam adalah senjatamu, mengadu adalah pertahananmu, sementara waktu terus membawamu dan merubahmu, arus yang kuat, kabut yang pekat. Dan kau tahu hal itu salah namun kesana, jauh. Kau berjalan menuju kegelapan dimana tak ada satupun bintang yang memandangmu terang. Kuatkan dirimu, keras cepatnya badai, semua itu akan segera berlalu

Share: