Ketukan Pintu Sebelah Rumah
Sebenarnya
cerita ini akan kuceritakan kepadamu pada bulan February lalu, namun karena kendala
mengurusi blog duniakuliahnusantara.blogspot.com, aku terpaksa menunda
Kura-Kura Pejalan sebagai tempat menulis dulu dan menyibukkan diri pada hal
yang lebih penting.
Kura-Kura
Pejalan, atau blog yang kalian baca ini memang sebenarnya adalah pelarian dari
kehidupanku, aku berniat akan menjual blog ini suatu saat nanti, dan jika
tidak, aku akan mencoba mengkonversikan tulisan-tulisan yang aku miliki ke
dalam buku agar bisa dikenal orang, bagiku, idoelogi adalah hal yang harus kita
sebarkan agar menjadi makanan untuk orang-orang pintar.
Jadi saat ini, ketika
aku duduk diatas kursi hijau sambil menunggu bagaimana aku menceritakan kisah
ini, aku menyetel musik dari Iwan Fals, dan begitu banyak makna tentang
kehidupan yang aku dapat. Bagiku, musik Iwan Fals memang sangat bagus untuk
membuat inspirasi untuk kita.
Aku minta maaf
kalau bab ini agak bertele-tele, aku membutuhkan waktu untuk membuat otakku
panas karena sudah tiga hari aku tidak menulis artikel, jadi bakatku juga hilang
seperti pasir yang kau tabur diatas tebing.
Baiklah, biar
tidak ada curcol dan banyak bacot lagi, aku akan mulai bercerita:
Disamping
rumah yang aku tinggali ini terdapat rumah kosong yang dinding batanya oranye
se oranye tanah liat, beberapa bata itu ada yang telah terkelupas, genteng ada
yang telah jatuh, dan retakan juga ada dimana-mana; mengangkang seperti petir
di langit yang luas.
Memori-memori
yang bisa aku ambil dari dalam kenanganku adalah bahwa dulu, didepan rumah itu
terdapat pohon-pohon bambu yang memancang tinggi, kebanyakan batang bambu
tersebut bewarna hijau tua dan keras, beberapa kali aku juga menemukan
lubang-lubang di pohon bambu yang berarti adalah sarang kelelawar, dan beberapa
kali juga, aku menemukan bambu kuning yang menjulang kesamping karena kakinya
tidak lagi sanggup untuk menahannya.
Aku masih ingat
ketika waktu hujan disertai angin deras menampar-nampar bumi, dan ketika itu
terjadi, maka bambu-bambu tersebut akan saling bergesekan satu sama lain dan
akan menciptakan suara creepy pintu tua yang engselnya rusak, seolah ada
makhluk yang bernyanyi agar anak-anak bersedia kesana, dan ketika mereka
kesana, mereka tidak akan mampu lagi kembali.
Bambu-bambu
disana terkadang akan mengganggu tidurku dimalam hari, suara yang bergemerisik atau angin-angin yang juga ikutan membuat
daunnya saling menampar satu sama lain, aku mengingatnya. Aku mengingat bambu
kuning yang hidup menyamping seolah membutuhkan orang lain untuk hidup, atau
memang ada makhluk astral yang menungguinya sampai bambu itu tidak lagi mampu
menopang dirinya sendiri… Tidak ada yang tahu, bahkan tidak ada yang pernah
tahu.
Bagi sebagian masyarakat,
pohon bambu dipercaya memiliki kekuatan yang lebih daripada yang lain, banyak
yang mengatakan bahwa bambu yang bewarna kuning dihuni makhluk-makhluk astral
dari dimensi lain dan menungggu kita terjebak dalam dimensi mereka, bambu
kuning juga sering digunakan untuk menjadi senjata, bahkan menjadi jimat.
Bagiku sendiri
itu adalah suatu hal yang tidak logis, bambu kuning tentu terjadi karena pohon
tersebut yang menua dan akan mati, atau bisa jadi karena pohon itu memiliki
penyakit bawaan, namun sampai aku mengenal agama Hindu, aku sering bertanya apakah
pohon bambu yang bewarna kuning tersebut terjadi karena mereka yang berasal
dari dimensi lain? Mereka memakan sari dari pohon itu dan menghabiskan nyawa
pohon tersebut tiap waktu.
Teror dari pohon
bambu tersebut pada akhirnya berakhir selepas pohon tersebut ditebang satu
persatu, dan selepas hal itu terjadi, aku tidak lagi mendengar gemerisik pohon
atau dedaunan atau bumi yang menganga, semua terror itu lenyap digantikan
dengan kesunyian yang merangkak di malam hari.
Kembali lagi
kerumah tersebut, pohon disana yang ditebang pada akhirnya diganti dengan
bangunan baru yang dibuat sang pemilik rumah, namun aku tidak tahu mengapa,
pada akhirnya pemilik rumah tersebut pindah tanpa pernah aku ketahui kemana dan
mengapa, sekarang rumah itu tidak lagi berpenghuni, meninggalkan tembok dari
bata oranye yang mengelupas, ruang keluarga yang dipenuhi tarantula, dan pintu
yang meninggalkan jebol di beberapa tempat.
Sudah lama rumah
itu tak ditinggali, bahkan sampai saat ini, rumah itu menjadi rumah kosong
tidak berpenghuni dengan segala kemistisannya, dulu ia sempat dihuni oleh
anjing-anjing yang membutuhkan tempat tinggal, namun aku bersama Erol, Dana dan
Agung mengusir anjing-anjing tersebut yang dimana sekarang aku menyesal mengapa
hal itu terjadi.
Rumah itu dibuka
kembali selepas kejadian dimana Dina meninggal dunia, memang ia dibuka untuk
sementara waktu namun melihat rumah itu bisa hidup kembali saja sudah membuatku
senang, tidak ada lagi kesan gelap yang ia miliki, ia nampak hidup dengan
segala keramaian yang ada, orang-orang yang ada disana menggunakan rumah
tersebut untuk meletakkan beras[i]
dan rumah tersebut menjadi central dalam acara jamuan untuk kami.
Namun tentu
saja, tidak ada yang pernah abadi.
Tidak lama
kemudian rumah tersebut menjelma menjadi kuburan yang sangat sepi dan segala
kegelapan yang terkubur oleh kematian Dina kembali terungkap. Rumah itu kembali
mati dan kini semakin menakutkan karena seringkali aku merasakan ada orang yang
mengintipku dari jendelanya yang berdebu.
Terkadang aku
juga merasakan hal-hal yang aneh ketika dekat dengan rumah tersebut, entah,
mungkin mitos yang beredar itu benar karena terkadang aku ‘merasakannya’.
Mereka yang telah meninggal katanya datang untuk hari-hari pertama setelah
kematiannya, ada yang berkata 7 hari, ada yang berkata sampai 40 hari, entah
versi mana yang benar namun terkadang kita merasakan mereka ada dan ingin
berinteraksi dengan kita, dan tentu saja, bagiku hal itu ‘mengganggu’, namun
hal itu semakin membuat aku percaya bahwa orang yang mencintai kamu memiliki
alasan terbaik untuk mengganggumu dengan alasan rindu.
Dan Dina telah
pergi selama-lamanya, meninggalkan kisah dan sejarah di gubuk kami. Aku memang
tidak lagi merasa seperti beberapa hari selepas Dina pergi, aku tidak terlalu
merasakan entitas lain dalam kehidupanku, namun itu semua berubah ketika aku
tidak bisa tidur seminggu dua minggu kemarin, aku lupa penyebabnya apa,
seingatku adalah aku bertengkar dengan sahabatku karena dia tidak ingin tidur,
trauma dari masa lalunya kembali dan membuat ia menangis, ia berteriak malam
itu namun aku tidak bisa melakukan apapun karena kami melalui video call, dan
pada akhirnya, ia tertidur namun mataku tiba-tiba kembali menyala.
Waktu semakin
merambat dan aku tetap tidak bisa tidur, jam satu malam telah lewat dan suasana
begitu hening sehening danau yang tidak memiliki gelombang. Beberapa kali
anjing memang kerapkali menggongong, suara serangga malam juga menemani, namun
apa yang aku dengar malam itu membuat aku tidak bisa melakukan apapun selain
mendengar suara itu berulang kali.
Entah bagaimana,
rumah disamping rumahku diketuk oleh seseorang, suara ketukannya keras sampai
masuk kedalam kamarku, aku tidak tahu dia siapa namun adalah hal yang tidak
logis orang bangun untuk mengetuk rumah kosong dimalam hari.
Orang itu, entah
dia ingin masuk atau keluar mungkin terhalang oleh sesuatu, pintunya mungkin
tertutup keras sehingga ia tidak memiliki pilihan selain melakukannya, namun
jika ia memiliki tangan, seharusnya ia bisa membuka pintu tersebut dengan
menarik tuas yang ada didalam dan bisa ditarik dari luar melalui pintu yang bagiannya
jebol.
Namun bagaimana
kalau orang itu tidak memiliki tangan?
Cukup aneh
menurutku bila ada orang yang tidak memiliki tangan mencoba untuk membuka pintu
tersebut, terlebih tidak ada hal yang bisa didapatkan dari rumah kosong
tersebut. Aku banyak berpikir, apalagi malam itu aku tidak bisa tertidur karena
terus mendengar ketukan dari rumah sebelah, aku tetap diam sembari melihat
langit-langit kamar, jendela telah kututup gorden jadi tidak ada orang yang
bisa melihat apa yang terjadi didalam rumahku.
Namun tentu
saja, aku tetap merasa takut bila ada sesuatu dibalik gorden itu yang bisa saja
menyapa, terlebih ketukan itu tidak berhenti sampai sekarang dan semakin
membuat aku bertanya: adakah makhluk yang tidak bisa membuka pintu? Namun ketika
aku menulis ini, karena beberapa hari kemarin aku terus mendengar tentang
kematian dari pengeras suara masjid, imajinasiku beranjak menuju seseorang yang
telah mati, hidung mereka disumpal kapas, tubuh mereka dikafani dan diikat,
lalu mereka dikubur.
Namun aku
percaya, itu bukan mereka.
*Seingatku
kejadian ini tanggal 25 February 2020
[i] Dalam islam, kami
mengadakan acara untuk menghibur sang pemilik rumah yang anaknya meninggal
dunia dengan membawa beras, uang, dan gula
0 comments:
Posting Komentar