Kamis, 05 Juli 2018

Semoga Setelah Menjadi Hafidzah, Kamu Kembali

 

05-07-2018

Ternyata, itulah mengapa kau banyak menyesal malam itu, meminta padaku agar tak sedikitpun melupakanmu, ternyata itulah artinya, terima kasih, terima kasih karna telah berbohong padaku. Terima kasih atas segala rasa sakit yang ternyata kini akan semakin bertambah. Aku tahu mengapa saat itu tuhan tak mengambilmu dariku, karna Dia tahu aku tak akan mampu, maka kini, setelah aku menjelma menjadi orang setidaknya kuat, akhirnya begitu saja engkau pergi, waktu membawamu pergi, jauh, dan kini, kisah kita hanya sebatas tabir rindu. Kini, kita berdua hanya orang asing dengan sejuta kenangan yang indah, jangan lupakan aku katamu, ya, baiklah, semua memang terlalu manis untuk dilupakan.

Sebenarnya aku menyesal, seharusnya aku tak mendoakanmu menjadi seorang hafidzah, kini kau benar benar pergi, seperti doaku dan seperti impianmu, kau menjadi seorang hafidzah. Tenang, aku juga bercita cita menjadi Hafidz, menghafal kitabku sendiri dan memahami artinya, dan tentu, segera aku akan pergi jauh mengelilingi dunia, berdakwah sembari melihat kebesaran tuhan yang telah ia ciptakan.

Malam tadi, setelah aku mendengar kamu pergi jauh, aku pada akhirnya merasa kesepian, ada sebuah lorong menakutkan yang jarang dilewati saat malam, namun denganmu, aku melewatinya, sungguh sebenarnya aku takut, namun aku lebih takut lagi dengan hal hal yang tak kutahu, maka ketika aku tahu, aku tidak akan pernah takut lagi.

Aku juga semakin tahu (dan sebenarnya sudah tahu dari sejak dulu) namun sayang hatiku terlalu keras kepala, padahal sudah berkali kali ia disakiti, namun begitulah perasaan bukan? Ia akan tetap merasa tak akan pernah terjadi apa apa walau kekhawatiran selalu mendera didalam dada. Ia mencintaimu, masih, setidaknya harapannya agar memilikimu masih ada, setidaknya harapan untuk selalu bersamamau masih ada, padahal, aku juga. Namun aku harus mengalah, sama seperti dalam dunia realita, aku harus mengalah, karna kaulah yang harus memilih.

Dan kau memilihnya.

Maka biarkan saja larik larik puisi menjadi saksi, coretan coretan agenda menjadi kenangan, tulisan tulisan menjadi masa lalu bahwa kau pernah, setidaknya, telah ada dalam kehidupanku, untuk itu, terima kasih.

Luka akan menutup, begitu juga luka pada hati. Bunga yang bersemi akan layu, begitu juga bunga pada hati, maka pergilah sejauh yang engkau bisa, arungi samudera yang luas, terbanglah diatas awan yang jelas, yang tak pudar, yang tak akan pernah meninggalkanmu. Maka biarlah deritaku menjadi saksi, biarlah rindu ini menjadi sekat diantara kita, aku disini, yang telah menyukaimu dari kejauhan, biarlah aku sendiri untuk saat ini, dan kini, kau sekedar kenangan yang akan dibawa waktu, tak akan pernah kulupakan dirimu, karna kau mengajarkanku suatu hal...rasa

Share:

0 comments:

Posting Komentar