Milad Hammasah tinggal sebentar,
aku tidur sampai sebuah telpon membangunkan aku, dan ternyata itu dari Yazid.
Ia menyuruhku membuat kata-kata untuk Hammasah, sebuah sajak agar nanti kami
tampilkan, dan Roid sebagai naratornya. Aku mengiyakan, dan aku tertidur
kembali.
***
Sajak Milad Hammasah
Dua tahun telah berlalu
semenjak kami berpisah, hangatnya kenangan yang kini mendingin, manisnya
senyuman yang kini tidak lagi kudapatkan. Aku laksana planet pluto yang semakin
jauh entah kemana, menjauhi matahari sejauh-jauhnya sampai lupa tujuanku apa.
Di tempat yang dingin ini, aku
masih bisa mengingat bagaimana tawa kita membelah malam, bagaimana kita yang
memperebutkan kursi dikelas, bahkan sampai bagaimana kita merayu bukde di dapur
agar tidak menyantap lauk terong.
Aku juga mengingat bagaimana
kita kucing-kucingan dengan ustadz, atau bagaimana kita saling mendelik dengan
anak putri saat acara di pondok. Bukankah kenangan itu amerta? Abadi dalam
lubuk hati sampai mencuat dalam alam mimpi?
Senyuman itu, kehangatan itu,
sapaan itu, jauh dari kalian semua menjelma bias-bias kenangan sebab kita tidak
lagi bersama. Namun bagaimana mungkin aku menyalahkan keadaan? Kita semua
adalah secangkir kopi yang pernah hangat, namun kini dingin dalam pelukan
senja.
Aku, kamu, kita…
Tapi kau tahu kawan? kini aku
menyadari bahwa mungkin kita bukanlah hanya secangkir kopi yang menyambut pagi,
kita mungkin adalah bintang di galaksi yang membara dan menghangatkan alam
semesta.
Kita semua adalah mozaik
Hammasah yang tersebar di penjuru galaksi, sebagian dari kita akan menempel
pada bintang-bintang terjauh, atau pada bekunya samudera Pasifik. Namun
percayalah kita akan kembali menjelma satu, menjadi kesatuan dan menciptakan
Hammasah yang utuh.
Kita semua adalah serpihan Hammasah dengan makna dan
cerita yang kita rangkai sendiri. Dan suatu saat nanti, percayalah akan ada
masa aku dan kamu akan kembali bersama menembus pagi, kita akan kembali menjadi
mozaik keindahan yang tiada duanya, namun sebelum itu aku dan kamu harus
memiliki makna, membuat banyak cerita, mengetahui makna hidup, dan membuat
keajaiban kita sendiri…
Kita adalah serpihan-serpihan
Hammasah yang suatu saat nanti akan berkumpul kembali, dan sebab itu buatlah
cerita yang indah dibawah panji marhalah ini, agar kita bisa bercerita sembari
menyesapi kopi, menceritakan segala hal tentang hari ini….
Sampai suatu titik kita akan
bertemu kembali, jadilah yang terbaik dari versimu sendiri…
Satu pesanku kawan, la
golabata illal bi quwwah, wa la quwwata ilal bil jamaah, waanna yadallah maal
jamaah.
La takhof
Wa La Tahzan
Innallah Maana.
***
Maghrib ini kami ngezoom
menggunakan Google Meet, temanya adalah arti hidup, bagaimana kita bisa
membangun makna untuk diri kita sendiri dan dunia. Seru juga ternyata bertemu
dengan kawan-kawan seperjuangan semenjak kami terpisah, aku bahagia.
Inti yang dikatakan ustad Anshor
dan ustadzah Wajhah sama, namun penerangan dari ustad Anshor menurutku lebih
mengena dengan joke-jokenya, dan penerangan ustadzah Wajhah tentunya lebih
mengena ke anak putri. Aku terkadang senyum sendiri ketika ustadzah Wajhah
bertanya kepada kami dengan kata ya dibelakangnya, dan itu berulang ulang.
Ustadzah Wajhah membagi arti hidup
menjadi tiga, menyelamatkan orang lain, menyelamatkan diri sendiri, dan… aku
lupa satu, hehe. Seingatku menyelamatkan dunia.
Sementara ustad Anshori
menjelaskan kepada kami bahwa arti hidup adalah bagaimana kita berarti bagi
orang lain, dan menjadi makna untuk orang itu sendiri. Maaf kalau salah, hehe.
Farid di akhir kemudian berkata
bahwa kita telah lupa akan hakikatnya seorang pemuda, itulah mengapa mereka
mendobrak pemuda untuk menjadi ada, seperti Muhammad Al Fatih yang waktu 21
tahun menaklukan konstantinopel.
Farid juga sedang menyiapkan
pondok impian bersama Naufal dan lain-lainnya, tempat mereka mencetak pemuda
yang mereka impikan dan inginkan. Masa depan ada ditangan kita, juga ditangan
anak-anak yang kini masih belum tumbuh, dan mereka harus kita pupuk dan beri
air, hingga sampai suatu titik mereka menjadi pemuda yang sebenar-benarnya.
0 comments:
Posting Komentar