Artikel-03-July-2018
Atas ajakan Anzuru dan Fauzi
untuk membeli mie mercon, kami terbagi menjadi dua sekutu besar, golongan umar,
febry, naufal dan sebagian lainnya lebih memilih tempat makan yang lain. Maka,
tersisalah kami bertiga di warung mercon.
Mie mercon, seperti namanya
pasti panas, dan naasnya walaupun orang lombok terdengar akan kehebatan mereka
makan pedas, saya tak termasuk didalamnya, mungkin itulah mengapa orang lombok
suka yang cabe cabean, tentu karna mereka suka yang pedas. Intinya malam ini
setelah kami keluar pondok, disinilah kami, tepat di warung mercon.
Bagaimanakah bentuk mienya?
Aadakah roman candle ditengah mie itu sehingga saat kita gigit maka kita akan
meledak dilangit dan menjadi bintang bintang yang menyinari bumi? Atau adakah
mercon bimasakti yang apabila digigit maka gigi kami terlepas semua? Itu masih
misteri.
Namun untungnya, tak ada
roman candle, tak ada mercon bima sakti. Tak ada manusia dilangit yang menjadi
bintang dan tak ada yang makan bubur karna gigi kami kelepas semua. Semua aman,
yang ada hanyalah sebuah mie mini, dan sayangnya, menggunakan sumpit.
Saya adalah orang yang tak
ahli menggunakan sumpit, yang saya tahu tentang jepang adalah memukul adok dengan
gerakan anime anime yang ada(bukan berarti saya lari sambil bilang..gomu gomu
noo...pukul adok!) tidak kawan, tak ada hal itu sama sekali. Dan sudah saya
duga, dari sepuluh larik mie, sy Cuma dapat makan dua larik, bayangkan kawan,
hal itu membuat sy belajar dengan cepat, dengan melihat fauzi dan anzuru yang
lebih ahli, saya pun bisa melakukanya, aplause dulu dong.
Dan begitulah kawan, kami
makan dulu, awalnya memang tak bereaksi, lama lama....
Sepertinya sy tak perlu
menceritakannya.
0 comments:
Posting Komentar