Hari ini aku adalah kegagalan,
aku mengebut dari Mataram menuju Kopang dan berharap dunia bisa secepatnya
berakhir. Aku berharap dunia ini juga berakhir, juga berharap bagaimana
kehidupan yang sedang aku jalani berakhir juga.
Aku adalah wujud asli dari
kegagalan itu, sebab mimpiku yang besar menamparku dengan keras, membuat diriku
terjatuh pada aspal dan segera dilindas truk. Impianku yang besar, duniaku yang
hancur ingar bingar.
Hari ini aku adalah kegagalan,
kulihat teman-temanku telah memiliki judul proposal dan aku tertinggal. Kulihat
teman-temanku telah bersiap untuk seminar proposal dan disinilah aku
tertinggal. Memang benar proposal bukanlah segalanya, namun aku merasa gagal.
Pada malam-malam yang panjang aku
merasa kerdil di dunia yang kecil. Merasa kalah diantara pertarungan
manusia-manusia yang berotot gajah. Aku merasa terinjak-injak dan berharap kegelapan
segera menelanku, menghancurkan diriku yang tidak layak untuk dicintai. Mati
dilumat kenyataan, dimakan oleh keadaaan, ditelan malam, dibunuh.
Duhai malam yang panjang dengan
segala kenyataan pahit yang dimiliki, tidak bisakah semuanya berakhir saat ini?
Sebab kegagalan-kegagalan yang mendatangiku, menertawai, meledekku. Diangkatnya
pantatnya dan dikentutinya aku, dibasuhinya aku dengan lumpur hitam bak jelaga
dari entah berantah; mengabadikan aku menjadi kegagalan.
Ya ampun Azis, kamu tidak akan
pernah menjadi apa-apa, dan tidak akan pernah bisa menjadi apa-apa. Semua
impian yang kamu miliki tidak akan pernah memiliki tempat di Bumi ini, dan
semua kebaikan yang kamu berikan hanyalah ilusi yang kamu ciptakan sendiri.
Kamu adalah kegagalan Azis, tidak
ada gunanya kamu berjuang. Pada malam ini kamu mencari mati, berharap dilindas
truk, berharap ditabrak jutaan kendaraan. Lihat? Bahkan mati pun kamu gagal,
sebab apa? Benar, sebab kamu adalah wujud dari kegagalan itu sendiri.
Apa yang kamu perjuangkan, apa
yang kamu pertahankan, semua akan hancur didepan matamu dan kamu akan menjadi
pengemis yang akan meminta-minta validasi, namun hal itu juga gagal terjadi
sebab kamu adalah kegagalan itu sendiri.
Kamu tidak pernah diharapkan di
dunia ini, Azis. Kamu dengar apa kata ibumu? Tidak pernah ia rasakan rasa sakit
ketika mengandung kakak-kakakmu, tapi kamu membuatnya sakit. Kamu membuat ibumu
kesakitan, kamu memaksa Tuhan untuk hadir ke Bumi disaat Tuhan tidak sudi
menciptakan kamu.
Terimalah! Kamu adalah kegagalan,
dan berhentilah berjuang. Kamu lebih layak untuk tidak pernah ada, lebih layak
untuk mati dan terbunuh, ah tidak, kamu bahkan tidak layak untuk mati dan terbunuh
sebab kematian bahkan tidak sudi untuk menerimamu.
Hari ini kamu adalah kegagalan,
dan esok kamu juga adalah kegagalan itu sendiri. Hari ini kamu hanyalah
mahasiswa bodoh yang bahkan tidak bisa menentukan judul proposal. Kamu tolol, kamu
goblok, tidak ada jatah kesuksesan yang diberikan Tuhan kepada kamu sebab KAMU
AKAN SELAMANYA MENJADI KEGAGALAN ITU SENDIRI.
Matilah Azis, kenapa kamu hidup?
Kenapa kamu harus dilahirkan? Kamu hanya menjadi beban untuk kehidupan ini,
kepada orang lain, bahkan kepada diri kamu sendiri. Kamu sebaiknya tidak pernah
ada, kegagalan seperti kamu mestinya tidak pernah tercipta. Kamu bodoh, tolol,
dan dungu. Mengapa kamu harus ada?
Menyerahlah, bunuh impianmu.
Dalam dunia yang panjang ini,
kamu tidak ada gunanya.
Bahkan proposal untuk skripsi
saja kamu nggak mampu.
Bahkan nyari referensi 10 judul
buku saja kamu nggak mampu.
Kamu payah, bodoh, dungu, tolol,
goblok.
Tidak pernah ada satupun orang
yang akan menerima kamu di dunia ini, sejauh manapun kamu berjalan, sejauh
apapun kamu melangkah, kamu hanya akan menemukan kegagalan.
Sebab kamu adalah kegagalan itu sendiri.